Search This Blog

Sunday, 18 September 2016

Tujuan Olahraga menurut Badan Olahraga Dunia (IOC) dengan Tujuan Pendidikan Nasional

Hubungan Tujuan Olahraga menurut Badan Olahraga Dunia (IOC) dengan Tujuan Pendidikan Nasional
M. Zainal Arifin dan kasmadi

Berolahraga adalah hak asasi manusia. Semua orang berhak berolahraga, tanpa mengalami diskriminasi apa pun sesuai dengan semangat Olimpiade, yang mensyaratkan sikap saling pengertian, semangat persahabatan, solidaritas, dan sportivitas."
Tokoh yang memprakarsai olimpiade modern adalah Baron Pierre de Coubertin, beliau adalah seorang bangsawan Prancis yang membangkitkan semangat olimpia. Ide dasar yang disampaikan beliau adalah, menciptakan dunia yang damai dengan mengimplementasikannya dalam olahraga. Badan organisasi yang menaungi Olimpiade adalah International Olympic Committee (IOC). IOC merupakan sebuah organisasi internasional non-Profit dan non- Pemerintah yang mengurusi berbagai macam pergerakan olimpiade. Peranan IOC dalam olimpiade modern:
1.      Mendorong terjadinya koordinasi, pengorganisasian dan pengembangan olah raga dan kompetisi olahraga diantara institusi olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
2.       Bekerjasama dengan pihak publik maupun swasta yang memiliki kemampuan dan kewenangan  dalam menerapan nilai olah raga dalam pelayanan kemanusiaan.
3.      Menyelenggarakan pertandingan olimpiade musim panas dan musim dingin secara reguler (4 Tahunan)
4.      Bekerjasama dengan institusi olahraga Internasional (IF’s) dan nasional (NOC) melakukan koordinasi menyelenggarakan kegiatan dan aksi aksi penyebarluasan nilai nilai olah raga (olympism)
5.       Mendorong gerakan olimpiade dan penyelenggaraan olimpiade sehingga dapat berperan dalam membantu menyelesaikan masalah masalah lingkungan.
6.      Mendukung International Olympic Academy (IOA) dan institusi lainnya dalam melaksanakan kegiatan pendidikan olimpiade.

Secara rinci peran IOC, menurut Piagam Olimpiade, adalah:
1.      Untuk mendorong dan mendukung promosi etika dalam olahraga serta pendidikan pemuda melalui olahraga dan mendedikasikan upaya untuk memastikan bahwa dalam olahraga dilandasi dengan semangat fair play dan dilarang berlaku kekerasan.
2.      Untuk mendorong dan mendukung organisasi pengembangan dan koordinasi olahraga dan kompetisi olahraga.
3.       Untuk memastikan perayaan olahraga dari Olimpiade.
4.      Untuk bekerja sama dengan organisasi publik atau swasta yang kompeten dan berwenang dalam upaya untuk menempatkan olahraga di layanan kemanusiaan dan ada oleh untuk mempromosikan perdamaian.
5.      Untuk mengambil tindakan untuk memperkuat persatuan dan untuk melindungi kemerdekaan dari adanya gerakan olimpiade.
6.      Untuk bertindak melawan segala bentuk diskriminasi yang mempengaruhi  Gerakan Olimpiade.
7.      Untuk mendorong dan mendukung promosi perempuan dalam olahraga pada semua tingkatan dan di semua struktur dengan tujuannya untuk mengimplementasikan prinsip kesetaraan laki-laki dan perempuan.
8.       Untuk memimpin perang melawan doping dalam olahraga.
9.      Untuk mendorong dan mendukung langkah-langkah melindungi kesehatan atlet.
10.  Untuk menentang politik atau komersial penyalahgunaan olahraga dan atlet.
11.   Untuk mendorong dan mendukung upaya organisasi olahraga dan otoritas publik untuk menyediakan untuk masa depan sosial dan professional atlet.
12.   Untuk mendorong dan mendukung pengembangan olahraga untuk semua.
13.  Untuk mendorong dan mendukung kepedulian yang bertanggung jawab atas isu-isu lingkungan, untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dalam olahraga dan mengharuskan Olimpiade diadakan sesuai.
14.  Untuk mempromosikan warisan positif dari Olimpiade ke kota-kota tuan rumah dan negara-negara tuan rumah.
15.  Untuk mendorong dan inisiatif dukungan pencampuran olahraga dengan budaya dan pendidikan.
16.  Untuk mendorong dan mendukung kegiatan Olimpiade Academy International (IOA) dan lembaga lainnya yang mendedikasikan diri mereka untuk pendidikan Olimpiade.
Olimpiade pertama kali dilakukan pada tahun 1896 di kota Athena, Yunani. Tujuan diselenggarakannya olimpiade adalah:
1.      Mempromosikan dan menyebarluaskan paham yang terkandung dalam olimpiade (olimpisme) secara umum dan menanamkan nilai filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral bangsa.
2.       Untuk mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi oleh semangat saling pengertian dan persaudaraan antar bangsa yang lebih baik, sehingga memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai dan kondusif.
3.      Untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip olimpiade ke seluruh dunia, sehingga membentuk semangat perdamaian internasional.
4.       Mempertemkan atlet dunia dalam satu festival olahraga internasional empat tahunan, yang hingga kini dikenal dengan pertandingan olimpiade (Olympic Games).
IOC dalam menjalankan tugasnya memiliki sebuah piagam yang dinamakan Piagam Olimpiade(Olympic Charter). Piagam Olimpiade adalah seperangkat peraturan dan pedoman mengenai penyelenggaraan Olimpiade, dan untuk mengatur Gerakan Olimpiade. Piagam ini terakhir direvisi pada tanggal 9 September 2013. Piagam ini memuat kodifikasi prinsip-prinsip dasar, peraturan, dan anggaran Olimpiade. Tujuan Sepanjang sejarah Olimpiade, Piagam Olimpiade telah digunakan untuk memutuskan kontroversi  yang terjadi dalam Olimpiade. Seperti yang tertulis dalam pengantarnya, Piagam Olimpiade memiliki tiga tujuan utama:
Ø  Untuk menetapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Olimpiade
Ø  Berfungsi sebagai undang-undang bagi IOC
Ø   Untuk menentukan hak dan kewajiban dari empat unsure utama dalam gerakan Olimpiade, yakni: Komite Olimpiade Internasional (IOC), Federasi Internasional dan Komite Olimpiade Nasional, serta Komite Penyelenggara Olimpiade.
 Komponen utama Piagam Olimpiade terdiri dari 5 bab dan 61 pasal, yang menguraikan mengenai pedoman dan aturan penyelenggaraan Olimpiade.
Bab 1: Gerakan Olimpiade
Bab 2: Komite Olimpiade Internasional
Mempromosikan Olympism di seluruh dunia dan memimpin Gerakan Olimpiade . Ini termasuk menegakkan etika dalam olahraga, mendorong partisipasi dalam olahraga, memastikan Olimpiade berlangsung pada periode reguler , melindungi Gerakan Olimpiade , dan mendorong dan mendukung pengembangan olahraga . Pasal 6: The Olimpiade adalah kompetisi antara atlet dalam acara individu atau tim dan bukan antar negara . Pasal 8: Simbol Olimpiade terdiri dari lima cincin yang saling terkait. dari kiri ke kanan adalah biru, kuning, hitam, hijau dan merah.
Bab 3: Federasi Internasional
Bab 3 membahas peran Federasi Internasional ( IF ) dalam gerakan Olimpiade. IF adalah organisasi non –pemerintah internasional yang mengelola olahraga di tingkat dunia dan mencakup organisasi penyelenggara olahraga tersebut di tingkat nasional . Untuk setiap olahraga yang merupakan bagian dari Olimpiade, Federasi Internasional ada. IF ini bekerja untuk memastikan olahraga mereka dikembangkan dengan cara yang setuju dengan Piagam Olimpiade dan semangat Olimpiade . Dengan keahlian teknis dalam olahraga tertentu, Jika memiliki kontrol atas kelayakan untuk kompetisi serta rincian dari tempat di mana kompetisi atletik berlangsung .
Bab 4: Komite Olimpiade Nasional
Pasal 28: Misi dari Komite Olimpiade Nasional ( NOC ) adalah untuk mengembangkan, mempromosikan dan melindungi Gerakan Olimpiade di negara masing-masing. Peran NOC dalam setiap negara adalah untuk meningkatkan semangat Olympicism, memastikan ketaatan Piagam Olimpiade, dan untuk mendorong etika dan pengembangan olahraga. Mereka bertanggung jawab atas representasi negara mereka di Olimpiade, memutuskan pada kota tuan rumah untuk Olimpiade, dan kerjasama dengan badan-badan pemerintah dan non -pemerintah selama Olimpiade .
Bab 5: Olimpiade
Bab ini membahas perayaan Olimpiade, pemilihan kota tuan rumah, kode kelayakan untuk berpartisipasi dalam permainan, mereka olahraga termasuk dalam Games, liputan media, publikasi, dan propaganda diperbolehkan untuk Olimpiade. Selain itu, Bagian 3 dari bab ini membahas protokol yang berlaku untuk fungsi Olimpiade dan acara. Ini mencakup garis besar penggunaan bendera Olimpiade, api, dan upacara pembukaan dan penutupan.


B.     Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  
"Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."


C.    Hubungan Tujuan Olahraga menurut Badan Olahraga Dunia (IOC) dengan Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Olahraga menurut Badan Olahraga Dunia (IOC) dengan Tujuan Pendidikan Nasional memiliki hubungan hampir 90% sama. Hal ini dilandasi karena keduanya memiliki tujuan untuk mewujudkan manusia berkarakter seutuhnya.
Tujuan olahraga menurut badan olahraga dunia (IOC) lebih mengutamakan rasa persaudaraan dan persatuan seluruh bangsa lewat diadakannya pesta olahraga dunia dengan harapan setiap individu negara dapat berkembang menjadi individu yang luhur, memahami dan melaksanakan sikap saling menghargai. Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk menanamkan nilai-nilai filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral manusia, untuk mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi oleh semangat saling pengertian yang lebih baik, sehingga memungkinkan membentuk semangat perdamaian internasional. Olahraga bukan hanya untuk mencari suatu kemenangan namun olahraga merupakan sarana pembentukkan mental sportivitas demi terwujudnya perdamaian. Pelaksanaan olimpiade ini juga merupakan solusi untuk mengatasi krisis atau perpecahan antar negara akibat iklim politik maupun ekonomi.
Tujuan Pendidikan Nasional lebih mengutamakan pembentukan perilaku yang luhur, berjiwa sosialis dan menjadi individu yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Penekanan pada perilaku yang luhur menjadi tujuan utama, karena dengan perilaku yang luhur, suatu individu akan mudah mengamalkan ilmunya dengan baik. Selama ini tujan pendidikan masih sering disalah artikan, para guru lebih mementingkan tingkat kepandaian peserta didiknya tanpa mengutamakan sikap dan perilakunya, contoh yang nyata adalah masih banyaknya praktek korupsi di Indonesia yang terjadi di semua lapisan kalangan. Akibatnya banyak terjadi permasalahan di segala lini kehidupan yang mengakibatkan terjadinya perpecahan ataupun konflik.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu harus memilki tujuan yang luhur tanpa mementingkan tujuan pribadi ataupun kelompok. Hal ini diimplementasikan melalui olahraga dan pendidikan. Dalam olahraga, tujuan berolahraga bukan hanya untuk mencari kemenangan, namun lebih ditekankan pada sikap sportivitas, saling menghargai, dan dijadikan sarana untuk memotivasi diri untuk menjadi individu yang lebih baik lagi. Dalam pendidikan, tujuan pendidikan bukan hanya untuk mencari kepandaian saja, namun lebih ditekankan pada pengembangan perilaku yang luhur, sehingga akan muncul suatu budaya untuk saling menghormati dan saling menolong. Oleh sebab itu, olahraga dan pendidikan adalah aspek kecil yang bertujuan untuk menciptakan suatu kehidupan damai melalui metode pengembangan sikap dan perilaku suatu individu.


Daftar Pustaka
http:// id.m.wikipedia.org/wiki/Tujuan_pendidikan
http:// id.m.wikipedia.org/wiki/Piagam_Olimpiade
http://blog-sejarah-dunia.blogspot.com/2014/02/piagam-olympiade-olympic-charter.html?m=1
htttp://www.juragancipir.com/2014/02/google-doodle-quote-piagam-olimpiade-olimpic-charter.html?m=1
https://arayariyadi.wordpress.com/2013/09/

PERKEMBANGAN OLAHRAGA ZAMAN MODERN

 

PERKEMBANGANOLAHRAGA ZAMAN MODERN

Muhammad Zainal Arifin dan kasmadi

 perkembangan olahraga zaman modernSport berasal dari bahasa Latin ”disportare” atau “deportare” dalam bahasa Itali”deporte” yang artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Dapat dikatakan bahwa sport ialah kesibukan manusia untuk menggebirakan diri sambil memelihara jasmaniah. Sedangkan antara sport dan bermain terdapat hubungan yang erat dan mempunyai sangkut paut yang bersifat struktural, bahwa sport adalah sebuah bentuk dari bermain yang lebih sempurna. Tetapi tidaklah dikatakan bahwa semua bentuk bermain adalah sport. Sport adalah sesuatu yang terkembang dari bermain, merupakan hasil perpaduan dari :
a. Kebutuhan akan ketangkasan jasmani
b. Kebutuhan akan kesanggupan untuk mengatasi situasi
c. Kebutuhan akan mencapai nilai-nilai keindahan
d. Kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan (rekreasi)
Olahraga merupakan gabungan dari segala latihan jasmani yang diadakan orang dengan sukarela untuk memperkuat dan mempersanggup tenaga tubuh, demikian juga selaras dengan itu memajukan pemusatan perhatian, kemauan.
Olahraga modern dimulai dari olahraga beregu di Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu berasal dari Eropa, khususnya Inggris. Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkala sejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala yang meningkat. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses yanglebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, di mana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dijelaskan dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting, canyoning, Base jumping, dll.
Abad 17 Pengembangan serta pemeliharaan tubuh mulai diperhatikan, serta dilaksanakan dengan cukup baik. Pelaksanaan kegiatan di sebuah tempat “Riter Acedemic” dan diasuh oleh Gouverneur. Ada 2 golongan olahraga masyarakat menurut Kaum Jesuit, yakni:
a. Permainan rekreasi untuk kesehatan Bangsawan, seperti: Berkuda dan bebagai ketrampilan serta menggunakan senjata.
b. Rakyat Biasa : permainan bola, meluncur di es dan mendayung.
Perkembangan olahraga Menjelang Abad Modern Abad 18 : muncul gerakan kepeloporan yang mengarah kepada pikiran sehat. Pikiran dan rasio diterapkan disemua sektor kehidupan. Tokohnya Leonardo da Vinci,Copernicus, Kepler,dan Newton. Segala sesuatu yang dapat diterima akal sehat dan dapat diterima oleh akal adalah alamiah, dan perlu dilaksanakan.
Tokoh-tokoh Perkembangan olahraga Menjelang Abad Modern Kaum Philantropinis menyatakan bahwa: Berpijak pada kenyataan serta lebih mengutamakan pada segi kegunaan/manfaatya, serta mulai menyadari perlunya latihan fisik sebagai salah satu penunjang kebahagiaan. Bentuk-bentuk latihan : Panca lomba kuno, Keseimbangan, pekerjaan tangan, berkelana, berenang, latihan berkuda disertai ketangkasan berperang termasuk penggunaan senjata, dan berbagai latihan untuk penyiapan ritter

v  Tokoh-tokoh Perkembangan olahraga Menjelang Abad Modern Kaum Philantropinis:
1.      Basedow : Latihan jasmani dilakukan berdasarkan pada : Gerakan dari Yunani, gerakan dari Ritter Academic, gerakan dari permainan rakyat. Latihan jalan, loncat, bergumul, latihan keseimbangan, mengangkat, melempar, memanjat, berburu, berbaris, memanah dan berkemah. Salzmann : Latihan jasmani berkembang menjadi suatu sistem yang diterapkan di sekolah (philantropium). Latihan terutama gerakan pelemasan, dengan tujuan memberi kesempatan kepada anak untuk dapat bergerak bebas tetapi dengan cara yang benar. Vioth : Menulis tinjauan latihan-latihan fisik secara kritis dan dengan pendekatan ilmiah dari segi kedokteran. Gutsmuths : Mencipta ulang keselarasan fisik dan psikis dan menyatakan bahwa dalam kepribadian yang dicita-citakan terkandung kesempurnaan jasmani. Bentuk latihan yang digunakan adalah latihan jasmani Yunani. Latihan lompat, jalan, lempar, bergumul, keseimbangan, memanjat, ketangkasan, dan berbaris. Merintis senam irama, latihan yang dilakukan harus ada gunanya.
5.      Pestalozzi : Latihan jasmani sebagai alat untuk pendidikan susila dan keindahan, gerak senam berdasarkan kemungkinan gerak, senam berdasar sistem sendi. Melanjutkan yang telah dirintis Gutsmuths dengan membantu anak-anak pekerja pabrik supaya fisiknya tidak merosot.

v  Tokoh- tokoh perkembangan olahraga abad modern:

1.      Fredriech Ludwig Jahn : Urutan kegiatan dimulai latihan bebas atau turnkur, diteruskan latihan wajib dipimpin oleh vooturner.  Buah pikirannya adalah : alat untuk pendidikan yang selaras, alat untuk menambah tenaga rakyat, dan penawar bagi pekerjaan otak yang berat.
2.      Per Hendrik Ling : Prinsip latihan yang diterapkan adalah guna atau fungsi suatu gerakan, sederhana dan lokal berdasarkan anatomi dan fisiologi. Mencoba menyusun latihan yang teratur dan terarah. Pembagian metodis yang dikembangkannya adalah sebagi berikut :
a)      Latihan ketertiban
b)      Latihan pembentukan
c)      Latihan bergantung I
d)     Latihan keseimbangan
e)      Latihan jalan dan lari
f)       Latihan untuk tubuh
g)      Latihan bergantung II
h)      Latihan melompat
i)        Latihan penguluran umum
j)        Latihan penenangan

3.      Adolf Spiesz : Perancang metode untuk senam sekolah dengan dasar “kesanggupan bergerak”. Metode penyampaian yang digunakan adalah menerangkan mempertunjukkan serta meniru. Latihannya disebut dengan Freiubungen (latihan bebas),yang merupakan antara gabungan gymnastik turnen dan latihan-latihan sendi. Metode latihannya segala kelompok gerakan/latihan disusun secara geometris dan memungkinakan anggota badab lurus. Tujuan pengajarannya adalah mempelajari gerakan yang umumnya abstrak, serta dibagi menurut tingkat tingkat pengajaran.
4.      Maul : mengarah ke pendidikan jasmani di Sekolah dan sistem senam yang diciptakan terkenal dengan nama “sistem Spiezs-Maul”..
5.      George Demeny: Menerapkan sistem Eclectic yaitu sistem dengan cara mengambil/mamadukan latihan-latihan yang baik dari berbagai sistem yang telah ada.
6.      Niels Buks : Pembagian latihan yang dikembangkan :
a). Pelemasan, ditujukan untuk rangka,
b) penguatan, ditujukan untuk otot,
c) ketangkasan, ditujukan untuk syaraf.

Bentuk latihan : Latihan bebas, Latihan pada jenjang dan balok, Latihan jalan dan lari, lompat, ketangkasan serta berbagai permainan. Semua bentuk latihan harus dilakukan dengan irama yang cepat, dalam suasana yang gembira.  George Hebert : Sifat laki-laki dikembangkan dengan latihan fisik, untuk ketahanan dan keuletan dan meningkatkan keperkasaan. Pembagian latihan yang dikembangkannya, untuk waktu kira-kira satu jam tiap hari, adalah sebagai berikut:

a     Bagian persiapan : terdiri dari persipan, korektif, dan mengembangkan bagian-bagian tubuh. Bagian pokok : terdiri jalan, lompat, lari, renang, memanjat, mendukung, melempar, dan beladiri       Bagian pelengkap : terdiri dari permainan, pekerjaan tangan, serta olahraga tertentu. Disamping itu mengupayakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diyakininya baik,agar tubuh memiliki kemampuan untuk ‘melawan hawa dingin dan perubahan suhu, serta mandi udara.
  terima kasih teman atas kunjungan blog kami dan semoga artikel ini dapat membantu anda