LAPORAN OBSERVASI MOTORIK DI SDN I SEMEMI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam istilah tes pengukuran olahraga,
terdapat tes antropometri yang mana tes tersebut dilakukan untuk mengetahui
komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh. Tujuan
dari tes antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang.
Setiap orang pasti memeliki komposisi tubuh yang berbeda, sehingga pasti akan
mempengaruhi tipe badannya.
Melalui tes antropometri seseorang akan dapat mengetahui pertumbuhan badan
seseorang normal / tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan
secara ideal. Beberapa pengukuran antropometri antara lain : Lingkar kepala, Lingkar Pergelangan tangan, Lingkar Pergelangan kaki, Lebar telapak kaki, Berat badan, Tinggi badan, Tinggi duduk, Lebar bahu, Lebar pinggul, Lebar Sendi siku, Lebar sendi lutut, dll.
Dalam dunia olahraga,
pengukuran Athropometri merupakan pengukuran yang wajib dijalani oleh setiap
atlet sebelum pertandingan. Dengan pengukuran tersebut, seorang atlet dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Misalnya: dari tinggi badan dan berat
badan seseorang atlet. Dari tinggi dan berat badan tersebut melalui rumus IMT,
seorang atlet dapat dikatakan Ideal ataupun Overweight.
Pengukuran Anthropometri
tubuh juga mempengaruhi gerak motorik seseorang. Tingkat pergerakan seseorang
ditentukan dari komposisi bentuk tubuhnya, mulai dari tinggi, berat badan
sampai dengan besar komposisi tubuh seperti lingkar betis, panjang tungkai,
lingkar perut, lingkar lengan atas, dll. Sehingga dengan adanya pengukuran
anthropometri, seseorang dapat menyimpulkan bagaimana gerak motorik dari
seseorang.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pengukuran Athropometri?
2.
Bagaimana perkembangan motorik anak usia 6-12
tahun?
3.
Bagaimana hasil laporan pengukuran Athropometri di
SDN 1 Sememi Surabaya?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengukuran
athropometri.
2.
Untuk mengetahui perkembangan motorik anak usia 6-12
tahun
D. Manfaat Penulisan
1.
Dari hasil pengukuran athropometri dapat digunakan
untuk mengetahui gerak motorik seseorang, sehingga dapat dijadikan referensi
dalam mengetahui gerak motorik seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anthropometri
Antropometri berasal dari “anthro”
yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki arti ukuran. Antropometri
adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot
dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009). Menurut (Wignjosoebroto, 2008),
antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti
berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh,
panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan
desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi
anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Pengukuran Antropometri ialah Pengukuran untuk
mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh
manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk
atau tipe badan seseorang. Tipe badan bagi seseorang sebelum ia bekerja adalah
penting, karena dengan tipe badan yang ideal untuk jenis pekerjaan
tertentu dapat meningkatkan capaian keberhasilan kerjannya. Dengan tes
antropometri akan dapat mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal atau
tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan secara
ideal. Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan tubuh yang
serasi (ideal). Selain itu, juga dapat mengetahui pergerakn motorik seseorang.
B. Perkembangan Motorik Anak Usia 8 – 10 Tahun
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang
sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Jadi
dapat disimpulkan pula bahwa perkembangan
motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan
pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian
tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada
waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya.
Seandainya tidak ada gangguan fisik dan hambatan mental
yang mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak yang berumur 6 tahun
akan siap menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam
kegiatan bermain teman sebaya. Sebagian tugas perkembangan anak yang paling
penting dalam masa prasekolah dan dalam tahun-tahun permulaan sekolah, terdiri
atas perkembangan motorik yang didasarkan atas penggunaan kumpulan otot yang
berbeda secara koordinasi.
Jika tidak ada gangguan kepribadian yang menghambat ,anak
yang memiliki sifat yang sesuai dengan harapan masyarakat akan melakukan
penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Sebaliknya dalam diri anak yang tidak
dapat menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat,akan berkembang perasaan
tidak mampu yang akan melemahkan semangat mereka untuk mencoba mempelajari apa
yang telah dipelajari oleh teman sebaya mereka. Perkembangan motorik dibagi
menjadi dua:
Perkembangan jasmani
berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, berjinjit, melompat,
bergantung, melempar, dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini
diperlukan dalam meninkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar.
Pada anak usia 4 tahun, anak sangat mnyenangi kegiatan fisik yang mengandung
bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5 atau 6 th keinginan
untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah, anak pada masa ini menyukai
kegiatan lomba seperti balapan sepeda, atau kegiatan lain yng mengandung
bahaya.
2.
Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada masa usia 6-7 tahun, koordinasi gerakan berkembang secara
pesat, pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik,
seperti mengkoordinasikan gerkan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara
bersamaan, antara lain dapat dilihat saat anak menulis dan menggambar.
Perkembangan
motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan
dengan masa bayi. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai
meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus
keterampilan-keterampilan motorik,
anak-anak terus melakukan aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping
itu anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang
bersifat formal sperti senam, berenang,dll.
Berikut
beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara
lain :
KEMAMPUAN MOTORIK
|
|||
Anak usia
6 tahun
|
Anak usia
7 tahun
|
||
Ketangkasan
Meningkat
|
Mulai
membaca dengan lancer
|
||
Melompat
tali
|
Cemas
terhadap kegagalan
|
||
Bermain
sepeda
|
Peningkatan
minat pada bidang sepiritual
|
||
Mengetahui
kanan dan kiri
|
Kadang
malu atau sedih
|
||
Mungkin
bertindak menentang
|
|||
Menguraikan objek-objek
dengan gambar
|
|||
KEMAMPUAN MOTORIK
|
|||
Anak usia
8-9 tahun
|
Anak usia
10-12 tahun
|
||
Kecepatan
dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
|
Perubahan sikap berkaitan dengan postur tubuh, puberitas
mulai Nampak
|
||
Mampu
menggunakan peralatan rumah tangga
|
Mampu
melakukan aktivitas rumah tangga,
seperti mencuci, menjemur,dll.
|
||
Keterampilan
Lebih ndividual
|
Keinginan
untuk menyenangkan orangtua
|
||
Ingin
terlibat dalam sesuatu
|
Mula
tertarik dengan lawan jenis
|
||
Menyukai
kelompok dan mode
|
|||
Mencari
teman secara aktif
|
|||
C. Hasil Laporan Pengukuran Anthropometri Dan Analisis
Gerak Motorik Di SDN 1 Sememi Surabaya
Berikut adalah data hasil pengukuran anthropometri di SDN 1 Sememi
Surabaya:
No.
|
Nama
|
Umur
|
Kelas
|
TB
|
BB
|
LK
|
LL
|
LPr
|
LP
|
LB
|
PT
|
1
|
Krisna Saidina P.
|
10
|
3
|
138
|
55
|
55
|
31.5
|
95
|
61
|
83
|
|
2
|
Muhammad Aris
|
9
|
3
|
126
|
33
|
51
|
18
|
55.5
|
36.5
|
76
|
|
3
|
Dian Puspita Lorensia
|
8
|
3
|
128
|
26
|
52
|
18
|
57
|
26
|
73
|
|
4
|
Eka Adelia
|
9
|
3
|
136
|
29
|
52
|
18.5
|
57
|
26
|
85.5
|
|
5
|
Rivalina Juwita Maharani
|
10
|
3
|
124
|
32
|
53
|
22
|
64
|
25
|
70
|
|
6
|
Caca Farah F.
|
9
|
3
|
134
|
30
|
51
|
18
|
54
|
26.5
|
83
|
|
7
|
Dini Melati
|
9
|
3
|
130
|
28
|
54
|
25
|
75
|
32.5
|
78
|
|
8
|
M. Fajar A.
|
9
|
3
|
112
|
35
|
50
|
16.5
|
52
|
26
|
78
|
|
9
|
Angger Budi Luhur
|
9
|
3
|
134
|
30
|
50.7
|
18
|
55.2
|
32.3
|
81
|
|
10
|
Jessica Hamed R.
|
9
|
3
|
122
|
25
|
52
|
18
|
56
|
25
|
76
|
|
11
|
Titan F.
|
9
|
3
|
142
|
31
|
53
|
22
|
70
|
41
|
80
|
Keterangan
|
|
TB: Tinggi Badan
|
LPr: Lingkar Perut
|
BB: Berat Badan
|
LP: Lingkar Paha
|
LK: Lingkar Kepala
|
LB: Lingkar Betis
|
LL: Lingkar Lengan
|
PT: Panjang Tungkai
|
Dari data pengukuran anthropometri diatas, dapat dijadikan evaluasi berat
badan ideal menurut rumus Brooce dan
rumus IMT
No.
|
Nama
|
TB
|
BB
|
Rumus Brooce
|
R. IMT
|
Evaluasi
|
||
PB
|
PR
|
Id
|
||||||
1
|
Krisna Saidina P.
|
138
|
55
|
45,6
|
30,4
|
34,2
|
28,8804873
|
Overweight
|
2
|
Muhammad Aris
|
126
|
33
|
31,2
|
20,8
|
23,4
|
20,7860922
|
Ideal
|
3
|
Dian Puspita Lorensia
|
128
|
26
|
33,6
|
22,4
|
25,2
|
15,8691406
|
Underweight
|
4
|
Eka Adelia
|
136
|
29
|
43,2
|
28,8
|
32,4
|
15,6790657
|
Underweight
|
5
|
Rivalina Juwita Maharani
|
124
|
32
|
28,8
|
19,2
|
21,6
|
20,8116545
|
Ideal
|
6
|
Caca Farah F.
|
134
|
30
|
40,8
|
27,2
|
30,6
|
16,7075072
|
Underweight
|
7
|
Dini Melati
|
130
|
28
|
36
|
24
|
27
|
16,5680473
|
Underweight
|
8
|
M. Fajar A.
|
112
|
35
|
14,4
|
9,6
|
10,8
|
27,9017857
|
Overweight
|
9
|
Angger Budi Luhur
|
134
|
30
|
40,8
|
27,2
|
30,6
|
16,7075072
|
Underweight
|
10
|
Jessica Hamed R.
|
122
|
25
|
26,4
|
17,6
|
19,8
|
16,7965601
|
Underweight
|
11
|
Titan F.
|
142
|
31
|
50,4
|
33,6
|
37,8
|
15,3739337
|
Underweight
|
Keterangan
|
||
PB: Paling Berat
|
||
PR: Paling Ringan
|
||
Id: Ideal
|
Analisa Gerak Motorik berdasarkan Pengukuran
Anthropometri dan Hasil Rekaman Berjalan dan Berlari
1. Krisna Saidina P.
Dari hasil pengukuran, anak ini terlihat sangat gemuk
(overweight), dibuktikan pada saat pengukuran berat badan yang menunjukkan
angka 55 Kg. Berat badan berlebih ini akan mempengaruhi proses geraknya. Hal
ini dibuktikan pada saat berjalan dan berlari, anak ini tampak kesulitan dalam
bergerak (lambat). Ini akan mengganggu gerak motorik si Anak, karena pada usia
8-10 tahun perkembangan merupakan masa pertumbuhan yang menunjang gerak motorik
yang baik, seperti bermain sepak bola, berlari,dll.
Dari hasil analisa berjalan dan berlari, anak ini
terlihat lambat dalam bergerak, sehingga koordinasi antara motorik kasar dan
halus menjadi terganggu, seperti alunan tangan dengan gerak kaki menjadi tidak
sejalan.
2. Muhammad Aris
Berdasarkan hasil pengukuran anthropometri Muhammad
aris memiliki berat badan yang idial menurut rumus IMT dengan barat badan 33 kg.
dengan berat badan yang ideal ini memungkin gerak gerakan yang bagus, hal ini
dibuktikan pada saat berjalan dan berlari. Hal ini akan akan menunjang
perkembangan motrik kasar dan motoric halus.
Analisa pada saat berjalan berlari Muhammad
aris terlihat cepat, hal ini membuktikan sudah ada perkembangan motoric kasar dan
halus.
3.
Dian Puspita Lorensia
Pada saat pengukuran anthropometri dian puspita lorensia memiliki berat
badan 26 kg, dengan berat badan 26 kg dian puspita lorensia masuk dalam
kategori underweight. Berat badan di yang terlalu kurus dapat mempengaruhi
perkemabangan motoric anak, walaupun anak yang memiki berat badan di bawah
idial memiliki gerakan gerakan yang lincah.
Ketika berjalan dan berlari dian puspita lorensia dapat dikatakn gerakannya
cepat hal ini menujukan sudah ada perkemabngan motoric kasar dan halus, berat
badan yang kurus bisa di pengaruhi oleh
gen kedua orang tua
4.
Eka Adelia
Berdasarkan pengukaran anthropometri eka adelia masuk kategori underwight
dengan berat badan 29 kg. berat badan yang terlalu kurus dapat mengganngu
perkemabangan motorik baik motoric kasar maupun motori halus.
Pada saat berjalan dan berlari terlihat cepat karena tubuh yang ringan, dan
sudah terlihat gerak yang padu antara kaki dan tangan.
5.
Rivalina Juwita
Maharani
Dilihat dari pengukuran antropometri rivalina juwita maharani masuk
kategori ideal menurut imt dengan berat badan 32 dan tinggi 124 m. dengan barat
badan yang ideal membuat rivalina juwita maharani terlihat lincah dalam
bergerak, baik morik halus maupun motoric kasar.
Ketika berjalan dan berlari anak ini terlihat cepat dan
kontras antara gerakan tangan dengan gerakan kaki.
6.
Caca Farah F.
Caca farah F pada saat dilakukan pengukuran antropometri memiliki berat
badan 30 kg dan tinggi 134 menurut rumus imt dia masuk kategori underweight,
hal ini dapat mengganggu perkembangan motrik nya baik motori kasar maupun
motoric halus.
Berdasarkan analisa pada saat berjalan dan berlari Caca farah F terlihat
cepat irama tangan dan kaki sudah kontras.
7.
Dini Melati
Berdasarka hasil pengukuran anthropometri memiliki berat badan 28 kg dan
tinggi 130 menurut rumus IMT dini melati masuk kategori underweight, hal ini
mungkin dapat mempengaruhi gerak gerak motoric halus maupun motoric kasar.
Analisa saat berjalan dan berlari dini melati sudah cukup
bagus gerakan kaki dan tangan sudah
seimbang.
8.
M fajar
Berdasarkan pengukuran anthropometri M Fajar setelah dimasukan kedalam
rumus IMT M.fajar masuk kategori overweigh dengan berat badan 35 kg dengan
tinggi badan 112.berat badan yang overlot memungkin menghambat perkembangan
motrik baik motrik halus maupun kasar, dan juga dapat menghambat gerak lokomotor
seperti berlari dan berjalan dll
Berdasarkan analisa saat berjalan dan berlari M fajar terlihat lambat dan
berat ketika berlari ini menunjukan tergangagunya gerak lokomotor.
9.
Angger Budi Luhur
Angger Budi Luhur setelah dilakuakan pengukuran anthrometri
anak ini memeliki berat badan 30 kg dan tinggi 134 m, setelah dimasukan kedalam
rumus IMT Dia masuk dalam kategori underweight, hal ini dapat mengganggu proses
perkembangan motoricnya.
Analisa pada saat dia berjalan dan berlari anak terlihat cepat walaupun
berat badanya underweight menurut IMT.
10. Jessica Hamed R.
Berdasarkan pengukuran anthropometri anak ini memiliki berat badan 25 kg
dan tinggi badan 122 meter setelah dimasukan kedama rumus IMT anak ini masuk
dalam kategori underweight. Berta badan yang terlalu kurus dapat mempengaruhi
perkembangan motoric.
Analisa saat berjalan dan berlari anak ini terlihat cepat
dan seimbang antra gerakan kaki dan tangan.
11. Titan F.
Hasil
pengukuran anthropometri Titan F
memiliki berat badan 31 kg dan tinggi badan 142 meter ketika dimasukan
kedalam rumus IMT masuk kategori underweight dan ketika dimasukan kedalam rumus
brooce juga masuk dalam kategori melebihi paling ringan. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan motoriknya.
Berdasarkan analisa saat berjalan dan berlari titan F
terlihat cepat dan seimbang walaupun berat badannya underweight, namun hal ini
tidak berlaku buat gerak gerak lokomotor lainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengukuran Antropometri ialah
Pengukuran untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran
atas struktur tubuh manusia.
2. Tujuan akhir dari pengukuran
antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang.
3. Pengukuran Antropometri olahraga
meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran
lebar bahu, pengukuran lingkar pergelangan tangan, pengukuran lingkar perut,
pengukuran lingkar dada, pengukuran lingkar paha, pengukuran lingkar betis.
B. Saran
1.
Disarankan bagi setiap pelaku olahraga untuk
melakukan pengukuran Anthropometri untuk mengetahui keunggulan ataupun
kelemahan tubuh dalam memilih cabang olahraga yang sesuai dengan bentuk atau
tipe badan sesorang.
2.
Dalam
melakukan Pengukuran anthropometri dapat
menentukan kualitas gerak seseorang, sehingga dapat menentukan keunggulan dalam
melakukan gerakan gerakan olahraga yang sesuai
3. Dalam olahraga kualitas seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh kaulitas gerak motoric atau latihan namun istirahat yang
cukup, serata gizi yang sesuai, dengan melakukan pengukuran anthopometri seseorang dapat menetukan status gizi masuk
dalam kategori cukup, kurang, atau lebih.
Daftar Pustaka
http://mastugino.blogspot.co.id/2013/12/tes-antropometri.html
teman teman yang berkontribusi dalam observasi ini :
1. M. ZainalArifin 136484093
2. Ulumudin Fanani 136484094
3. Yhonandha N. A. 136484097
4. Kasmadi 136484102
5. Alvian Rahman 136484104
6. M. Ardi Sulata 136484107
7. Ressy Agustin 136484109
8. Moh. Fahmi Yahya 136484114
9. Khoiru Salim 136484115
10. Adam Abdilah G. S. 136484120