Search This Blog

Showing posts with label PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK Motorik Gerakan Kasar. Show all posts
Showing posts with label PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK Motorik Gerakan Kasar. Show all posts

Friday, 29 April 2016

PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK


LAPORAN OBSERVASI MOTORIK DI SDN I SEMEMI SURABAYA

  

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam istilah tes pengukuran olahraga, terdapat tes antropometri yang mana tes tersebut dilakukan untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh. Tujuan dari tes antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Setiap orang pasti memeliki komposisi tubuh yang berbeda, sehingga pasti akan mempengaruhi tipe badannya.
 motorik anakMelalui tes antropometri seseorang akan dapat mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal / tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan secara ideal. Beberapa pengukuran antropometri antara lain : Lingkar kepala, Lingkar Pergelangan tangan, Lingkar Pergelangan kaki, Lebar telapak kaki, Berat badan, Tinggi badan, Tinggi duduk, Lebar bahu, Lebar pinggul, Lebar Sendi siku, Lebar sendi lutut, dll.
Dalam dunia olahraga, pengukuran Athropometri merupakan pengukuran yang wajib dijalani oleh setiap atlet sebelum pertandingan. Dengan pengukuran tersebut, seorang atlet dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Misalnya: dari tinggi badan dan berat badan seseorang atlet. Dari tinggi dan berat badan tersebut melalui rumus IMT, seorang atlet dapat dikatakan Ideal ataupun Overweight.
Pengukuran Anthropometri tubuh juga mempengaruhi gerak motorik seseorang. Tingkat pergerakan seseorang ditentukan dari komposisi bentuk tubuhnya, mulai dari tinggi, berat badan sampai dengan besar komposisi tubuh seperti lingkar betis, panjang tungkai, lingkar perut, lingkar lengan atas, dll. Sehingga dengan adanya pengukuran anthropometri, seseorang dapat menyimpulkan bagaimana gerak motorik dari seseorang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengukuran Athropometri?
2.      Bagaimana perkembangan motorik anak usia 6-12 tahun?
3.      Bagaimana hasil laporan pengukuran Athropometri di SDN 1 Sememi Surabaya?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengukuran athropometri.
2.      Untuk mengetahui perkembangan motorik anak usia 6-12 tahun

D.    Manfaat Penulisan
1.      Dari hasil pengukuran athropometri dapat digunakan untuk mengetahui gerak motorik seseorang, sehingga dapat dijadikan referensi dalam mengetahui gerak motorik seseorang.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Anthropometri
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009). Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Pengukuran Antropometri ialah Pengukuran untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Tipe badan bagi seseorang sebelum ia bekerja adalah penting, karena dengan tipe badan yang ideal untuk  jenis pekerjaan tertentu dapat meningkatkan capaian keberhasilan kerjannya. Dengan tes antropometri akan dapat mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal atau tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan secara ideal. Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan tubuh yang serasi (ideal). Selain itu, juga dapat mengetahui pergerakn motorik seseorang.

B.     Perkembangan Motorik Anak Usia 8 – 10 Tahun
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.    
Jadi dapat disimpulkan pula bahwa perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak berdaya.
Seandainya tidak ada gangguan fisik dan hambatan mental yang mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak yang berumur 6 tahun akan siap menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain teman sebaya. Sebagian tugas perkembangan anak yang paling penting dalam masa prasekolah dan dalam tahun-tahun permulaan sekolah, terdiri atas perkembangan motorik yang didasarkan atas penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara koordinasi.
Jika tidak ada gangguan kepribadian yang menghambat ,anak yang memiliki sifat yang sesuai dengan harapan masyarakat akan melakukan penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Sebaliknya dalam diri anak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat,akan berkembang perasaan tidak mampu yang akan melemahkan semangat mereka untuk mencoba mempelajari apa yang telah dipelajari oleh teman sebaya mereka. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua:
Perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meninkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat mnyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5 atau 6 th keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah, anak pada masa ini menyukai kegiatan lomba seperti balapan sepeda, atau kegiatan lain yng mengandung bahaya.

2.      Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada masa usia 6-7 tahun, koordinasi gerakan berkembang secara pesat, pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerkan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat saat anak menulis dan menggambar.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan  motorik, anak-anak terus melakukan aktivitas fisik yang terkadang bersifat  informal dalam bentuk permainan. Disamping itu anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal sperti senam, berenang,dll.
Berikut beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
KEMAMPUAN MOTORIK

Anak usia 6 tahun
Anak usia 7 tahun

 Ketangkasan Meningkat
 Mulai membaca dengan lancer

 Melompat tali
 Cemas terhadap kegagalan

 Bermain sepeda
 Peningkatan minat pada bidang sepiritual

 Mengetahui kanan dan kiri
 Kadang malu atau sedih

 Mungkin bertindak menentang

 Menguraikan objek-objek dengan gambar

KEMAMPUAN MOTORIK
Anak usia 8-9 tahun
Anak usia 10-12 tahun
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
 Perubahan sikap berkaitan dengan postur tubuh, puberitas mulai Nampak
Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
Mampu melakukan aktivitas rumah tangga,     seperti mencuci, menjemur,dll.
Keterampilan Lebih ndividual
 Keinginan untuk menyenangkan orangtua
Ingin terlibat dalam sesuatu
 Mula tertarik dengan lawan jenis
Menyukai kelompok dan mode
Mencari teman secara aktif


C.    Hasil Laporan Pengukuran Anthropometri Dan Analisis Gerak Motorik Di SDN 1 Sememi Surabaya

Berikut adalah data hasil pengukuran anthropometri di SDN 1 Sememi Surabaya:

No.
Nama
Umur
Kelas
TB
BB
LK
LL
LPr
LP
LB
PT
1
Krisna Saidina P.
10
3
138 
55 
55
31.5
95
61

83
2
Muhammad Aris
9
3
126
33
51
18
55.5
36.5

76
3
Dian Puspita Lorensia
8
3
128 
26
52
18
57

26
73
4
Eka Adelia
9
3
136
29
52
18.5
57

26
85.5
5
Rivalina Juwita Maharani
10
3
124 
32
53
22
64

25
70
6
Caca Farah F.
9
3
134
30
51
18
54

26.5
83
7
Dini Melati
9
3
130
28
54
25
75

32.5
78
8
M. Fajar A.
9
3
112
 35
50
16.5
52
26

78
9
Angger Budi Luhur
9
3
134
 30
50.7
18
55.2
32.3

81
10
Jessica Hamed R.
9
3
122
 25
52
18
56

25
76
11
Titan F.
9
3
142
 31
53
22
70
41

80

Keterangan
TB: Tinggi Badan
LPr: Lingkar Perut
BB: Berat Badan
LP: Lingkar Paha
LK: Lingkar Kepala
LB: Lingkar Betis
LL: Lingkar Lengan
PT: Panjang Tungkai
Dari data pengukuran anthropometri diatas, dapat dijadikan evaluasi berat badan ideal  menurut rumus Brooce dan rumus IMT

No.
Nama
TB
BB
Rumus Brooce
R. IMT
Evaluasi
PB
PR
Id
1
Krisna Saidina P.
138 
55 
45,6
30,4
34,2
28,8804873
Overweight
2
Muhammad Aris
126
33
31,2
20,8
23,4
20,7860922
Ideal
3
Dian Puspita Lorensia
128 
26
33,6
22,4
25,2
15,8691406
Underweight
4
Eka Adelia
136
29
43,2
28,8
32,4
15,6790657
Underweight
5
Rivalina Juwita Maharani
124 
32
28,8
19,2
21,6
20,8116545
Ideal
6
Caca Farah F.
134
30
40,8
27,2
30,6
16,7075072
Underweight
7
Dini Melati
130
28
36
24
27
16,5680473
Underweight
8
M. Fajar A.
112
 35
14,4
9,6
10,8
27,9017857
Overweight
9
Angger Budi Luhur
134
 30
40,8
27,2
30,6
16,7075072
Underweight
10
Jessica Hamed R.
122
 25
26,4
17,6
19,8
16,7965601
Underweight
11
Titan F.
142
 31
50,4
33,6
37,8
15,3739337
Underweight


12    -  19  : Underweight
20    -  25  : Ideal
26    -  29  : Overweight
30  -  55  : Obesitas

 
Keterangan
PB: Paling Berat
PR: Paling Ringan
Id: Ideal




Analisa Gerak Motorik berdasarkan Pengukuran Anthropometri dan Hasil Rekaman Berjalan dan Berlari

1.      Krisna Saidina P.
Dari hasil pengukuran, anak ini terlihat sangat gemuk (overweight), dibuktikan pada saat pengukuran berat badan yang menunjukkan angka 55 Kg. Berat badan berlebih ini akan mempengaruhi proses geraknya. Hal ini dibuktikan pada saat berjalan dan berlari, anak ini tampak kesulitan dalam bergerak (lambat). Ini akan mengganggu gerak motorik si Anak, karena pada usia 8-10 tahun perkembangan merupakan masa pertumbuhan yang menunjang gerak motorik yang baik, seperti bermain sepak bola, berlari,dll.
Dari hasil analisa berjalan dan berlari, anak ini terlihat lambat dalam bergerak, sehingga koordinasi antara motorik kasar dan halus menjadi terganggu, seperti alunan tangan dengan gerak kaki menjadi tidak sejalan.

2.      Muhammad Aris
Berdasarkan hasil pengukuran anthropometri Muhammad aris memiliki berat badan yang idial menurut rumus IMT dengan barat badan 33 kg. dengan berat badan yang ideal ini memungkin gerak gerakan yang bagus, hal ini dibuktikan pada saat berjalan dan berlari. Hal ini akan akan menunjang perkembangan motrik kasar dan motoric halus.
             Analisa pada saat berjalan berlari Muhammad aris terlihat cepat, hal ini membuktikan  sudah ada perkembangan motoric kasar dan halus.

3.      Dian Puspita Lorensia
Pada saat pengukuran anthropometri dian puspita lorensia memiliki berat badan 26 kg, dengan berat badan 26 kg dian puspita lorensia masuk dalam kategori underweight. Berat badan di yang terlalu kurus dapat mempengaruhi perkemabangan motoric anak, walaupun anak yang memiki berat badan di bawah idial memiliki gerakan gerakan yang lincah.
Ketika berjalan dan berlari dian puspita lorensia dapat dikatakn gerakannya cepat hal ini menujukan sudah ada perkemabngan motoric kasar dan halus, berat badan yang kurus bisa  di pengaruhi oleh gen kedua orang tua

4.      Eka Adelia
Berdasarkan pengukaran anthropometri eka adelia masuk kategori underwight dengan berat badan 29 kg. berat badan yang terlalu kurus dapat mengganngu perkemabangan motorik baik motoric kasar maupun motori halus.
Pada saat berjalan dan berlari terlihat cepat karena tubuh yang ringan, dan sudah terlihat gerak yang padu antara kaki dan tangan.
5.      Rivalina Juwita Maharani
Dilihat dari pengukuran antropometri rivalina juwita maharani masuk kategori ideal menurut imt dengan berat badan 32 dan tinggi 124 m. dengan barat badan yang ideal membuat rivalina juwita maharani terlihat lincah dalam bergerak, baik morik halus maupun motoric kasar.
            Ketika berjalan dan berlari anak ini terlihat cepat dan kontras antara gerakan tangan dengan gerakan kaki.
6.      Caca Farah F.
Caca farah F pada saat dilakukan pengukuran antropometri memiliki berat badan 30 kg dan tinggi 134 menurut rumus imt dia masuk kategori underweight, hal ini dapat mengganggu perkembangan motrik nya baik motori kasar maupun motoric halus.
Berdasarkan analisa pada saat berjalan dan berlari Caca farah F  terlihat  cepat irama tangan dan kaki sudah kontras.

7.      Dini Melati
Berdasarka hasil pengukuran anthropometri memiliki berat badan 28 kg dan tinggi 130 menurut rumus IMT dini melati masuk kategori underweight, hal ini mungkin dapat mempengaruhi gerak gerak motoric halus maupun motoric kasar.
            Analisa saat berjalan dan berlari dini melati sudah cukup bagus gerakan kaki dan tangan sudah  seimbang.

8.      M fajar
Berdasarkan pengukuran anthropometri M Fajar setelah dimasukan kedalam rumus IMT M.fajar masuk kategori overweigh dengan berat badan 35 kg dengan tinggi badan 112.berat badan yang overlot memungkin menghambat perkembangan motrik baik motrik halus maupun kasar, dan juga dapat menghambat gerak lokomotor seperti berlari dan berjalan  dll
Berdasarkan analisa saat berjalan dan berlari M fajar terlihat lambat dan berat ketika berlari ini menunjukan tergangagunya gerak lokomotor.

9.      Angger Budi Luhur
Angger Budi Luhur setelah dilakuakan pengukuran anthrometri anak ini memeliki berat badan 30 kg dan tinggi 134 m, setelah dimasukan kedalam rumus IMT Dia masuk dalam kategori underweight, hal ini dapat mengganggu proses perkembangan motoricnya.
Analisa pada saat dia berjalan dan berlari anak terlihat cepat walaupun berat badanya underweight menurut IMT.

10.  Jessica Hamed R.
Berdasarkan pengukuran anthropometri anak ini memiliki berat badan 25 kg dan tinggi badan 122 meter setelah dimasukan kedama rumus IMT anak ini masuk dalam kategori underweight. Berta badan yang terlalu kurus dapat mempengaruhi perkembangan motoric.
            Analisa saat berjalan dan berlari anak ini terlihat cepat dan seimbang antra gerakan kaki dan tangan.

11.  Titan F.
            Hasil pengukuran anthropometri Titan F  memiliki berat badan 31 kg dan tinggi badan 142 meter ketika dimasukan kedalam rumus IMT masuk kategori underweight dan ketika dimasukan kedalam rumus brooce juga masuk dalam kategori melebihi paling ringan. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan motoriknya.
            Berdasarkan analisa saat berjalan dan berlari titan F terlihat cepat dan seimbang walaupun berat badannya underweight, namun hal ini tidak berlaku buat gerak gerak lokomotor lainya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengukuran Antropometri ialah Pengukuran untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia.
2.      Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang.
3.      Pengukuran Antropometri olahraga meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran lebar bahu, pengukuran lingkar pergelangan tangan, pengukuran lingkar perut, pengukuran lingkar dada, pengukuran lingkar paha, pengukuran lingkar betis.

B.     Saran
1.      Disarankan bagi setiap pelaku olahraga untuk melakukan pengukuran Anthropometri untuk mengetahui keunggulan ataupun kelemahan tubuh dalam memilih cabang olahraga yang sesuai dengan bentuk atau tipe badan sesorang.
2.      Dalam melakukan Pengukuran anthropometri  dapat menentukan kualitas gerak seseorang, sehingga dapat menentukan keunggulan dalam melakukan gerakan gerakan olahraga yang sesuai
3.      Dalam olahraga kualitas seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kaulitas gerak motoric atau latihan namun istirahat yang cukup, serata gizi yang sesuai, dengan melakukan pengukuran anthopometri  seseorang dapat menetukan status gizi masuk dalam kategori cukup, kurang, atau lebih.

Daftar Pustaka
http://mastugino.blogspot.co.id/2013/12/tes-antropometri.html

teman teman yang berkontribusi dalam observasi ini :   
1.      M. ZainalArifin                     136484093
2.      Ulumudin Fanani                  136484094
3.      Yhonandha N. A.                  136484097
4.      Kasmadi                                 136484102
5.      Alvian Rahman                     136484104
6.      M. Ardi Sulata                       136484107
7.      Ressy Agustin                        136484109
8.      Moh. Fahmi Yahya               136484114
9.      Khoiru Salim                         136484115
10.  Adam Abdilah G. S.             136484120