PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Dalam
aktifitas dunia olahraga, dibutuhkan
kondisi fisik yang prima oleh karena itu perlu latihan yang teratur dan
kontinnyu, namun latihan saka tidaklah cukup maka diperlukan suatu pendukung
diluar latihan berupa obat/suplemen. Obat/suplemen memiliki
peranan penting dalam menjaga kondisi tubuh seorang olahragawan. Sudah menjadi
hal yang biasa, apabila para olahragawan mengkonsumsi suplemen untuk menjaga
kondisi tubuhnya, bahkan ada pula yang bertujuan untuk menambah kualitas
performanya saat berada dilapangan.
Salah
satu ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan adalah farkologi. Farkologi dan doping dalam
perkuliahan mahasiswa olahraga olahraga
ilmu ini sebagai sumber pengetahuaan dan untuk mengetahui jenis jenis golongan
obat yang boleh digunakan dalam olahraga maupun yang tidak boleh dalam olahraga.
Secara garis besar farmakologi dan doping adalah
ilmu yang mempelajari pengaruh bahan kimia pada sel dan sebaliknya reaksi sel
hidup terhadap bahan kimia tersebut,
serta efek yang di timbulkan setelah pemakaian zat tersebut terhadap tubuh.
Ilmu farmakologi sangatlah pengting bagi semua orang,terutama olaharagawan atau orang yang terlibat dalam
dunia olahraga dan kesehatan . Karena ilmu
farmakologi ini cukup luas tentang pengetahuan obat-obatan. Dalam kaitannya
ilmu farmakologi, terdapat suatu sub bahasan yang perlu dipelajari materinya,
yaitu tentang diuretic dan stimulan yang
akan kami bahas pada pembahasan di makalah ini,
pada pembahasan selanjutnya akan dipelajari apa itu diuretic dan stimulant .
2.1
PEMBAHASAN
A. Diuretic
Merupakan golongan obat-obatan yang sifatnya meningkatkan produksi air kencing,
digunakan sebagai Terapi pada penderita tekanan
darah tinggi.
Golongan obat diuretik yang umum
diresepkan contohnya HCT (hydrochlorothiazide) dan Spironolakton.
Efek samping dari penggunaan jangka
panjang bisa berupa hipokalemi (kadar kalium rendah dalam darah), dan
hiperurisemia (kadar asam urat meningkat dalam darah).
Penggunaan diuretik harus dihindari pada pasien tekanan
darah tinggi disertai kencing manis (diabetes) atau pada penderita kolesterol.
B.
GOLONG DIURETIK
Diuretik dapat dibagi menjadi 5
golongan yaitu :
1. Diuretik osmotic
2. diuretik golongan penghambat
enzim karbonik anhidrase
3. diuretik golongan tiazid
4. diuretik hemat kalium
5. diuretik kuat
1. Diuretik osmotik
Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
a. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada
tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya
osmotiknya.
b. Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada
ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena
hipertonisitas daerah medula menurun.
c. Duktus Koligentes
c. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada
Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat
adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya
faktor lain.
Istilah diuretik osmotik biasanya
dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretik ini merintangi enzim
karbonanhidrase di tubuli proksimal sehingga di samping karbonat , juga Na dan
K di ekskresikan lebih banyak bersama dengan air. Khasiat diuretiknya hanya
lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara
selang seling (intermittens). Diuretic bekerja pada tubuli Proksimal dengan
cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.yang
termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan
meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid
Diuretik golongan tiazid ini bekerja
pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida.
Efeknya lebih lemah dan lambat tetapi tertahan lebih lama (6-48 jam) dan
terutama digunakan dalam terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung
(dekompensatio cardis). Obat-obat ini memiliki kurva dosis efek datar, artinya
bila dosis optimal dinaikkan lagi efeknya (dieresis, penurunan tekanan darah)
tidak bertambah.Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;
klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid,
benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapa
4. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal
dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium
dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau
secara langsung (triamteren dan amilorida).efek obat-obat ini hanya melemahkan
dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya guna menghemat
ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na dan ekskresi K. proses
ini dihambat secara kompetitif (saingan) oleh obat-obat ini. Amilorida dan
triamteren dalam keadaan normal hanyalah lemah efek ekskresinya mengenai Na dan
K. tetapi pada penggunaan diuretika lengkungan dan thiazida terjadi ekskresi
kalium dengan kuat, maka pemberian bersama dari penghemat kalium ini menghambat
ekskresi K dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari magnesium dihambat.
5. Diuretik kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa
Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat
transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat
kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan
akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis efek
curam, artinya bila dosis dinaikkan yang
termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.
C.
Zat
Stimulan
Stimulan
adalah zat yang merangsang sistim saraf pusat sehingga mempercepat proses
proses dalam tubuh, seperti meningkatnya detak jantung, pernapasan dan tekanan
darah. Stimulan dapat membuat orang lebih siaga dan menyembunyikan kelelahan.
Stimulan adalah zat yang dapat meningkatkan kerja organ-organ tubuh manusia
namun juga dapat menimbulkan efek negatif jika digunakan secara
berlebihan.Misalnya penurunan berat badan, kerusakan syaraf hingga kematian.
Pemakaian
zat ini (Kokain dan Amfetamin) biasanya karena mengharapkan efek euphoria,
menimbulkan rasa percaya diri, memperbaiki penampilan misalnya pada artis yang
naik pentas, mengurangi rasa lelah, mengurangi rasa ngantuk dan rasa lapar.
Stimulan
menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS) atau
keduanya sekaligus. Beberapa stimulan meghasilkan sensasi kegirangan yang
berlebihan, khususnya jenis-jenis yang memberi pengaruh pada CNS. Stimulan
digunakan dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan, menjadi
penawar rasa lelah juga memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang- orang
yang didiagnosus sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD).
Berdasarkan efek yang terjadi pada tubuh orang yang
mengkonsumsi stimulan, ada 2 jenis yaitu:
a) Obat
yang bersifat stimulansia sedang :
- Kafein dalam Kopi
- Nikotin dalam tembakau
- Ephedrin yang digunakan untuk
mengobati asma dan bronkitis
b) Obat
yang bersifat stimulansia kuat :
- Kokain
- Amfetamin
- Ektasi
- Tablet diet seperti Duromine
Obat-obat tersebut yang termasuk dalam
kelompok kuat digolongankan ke dalam jenis obat terlarang karena
mengakibatkan pengguna menjadi orang yang bersifat dan berkelakuan melawan
hukum dan ketagihan
Saat
mengkonsumsi stimulan, Stimulan akan diserap dalam tubuh (darah), diiringi
dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin lebih
dikenal sebagai hormon “Fight or Flight”. Efek dari kerja adrenalin, detak
jantung yang sangat cepat, meningkatnya tekanan darah, tarikan nafas yang berat
dan cepat.
Saat
Adrenalin dilepas tubuh kita pun akan melepaskan cadangan glukosa ke dalam
darah. Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan
glukosa dalam darah. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu
tingginya kadar gula dalam darah. Inilah alasan kenapa saat mengkonsumsi,
seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama
berjam-jam. Lebih banyak dijumpai pengguna yang berbadan kurus dibandingkan
pengguna yang kelebihan berat badan.
Dalam
jangka panjang, Stimulan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,
mengakibatkan si pengguna, walaupun sudah lama berhenti mengkonsumsi, sangat
rentan terhadap serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya
pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh.
Di
dalam otak, sebagai respon terhadap Stimulan, otak akan memerintahkan tubuh
untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein
yang lebih tepat disebut sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia
Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine.
Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
D.
JENIS JENIS STIMULAN
1. 1.
KAFEIN
- 2. NIKOTIN
Efek negatif dari beberapa bahan kimia
yang berasal dari rokok adalah sebagai berikut :
a) Karbon
monoksida (CO) .
- Zat ini merupakan gas yang sangat
beracun.
- Gas karbon monoksida mudah terikat
pada hemoglobin, sehingga mengurangi kemampuan darah mengikat oksigen dan
membuat jantung akan bekerja lebih keras.
- Keracunan gas CO dapat menyebabkan
kematian.
b) PAH,
dapat menyebabkan kanker.
c) Tar dan resin
- Suatu cairan berwarna kuning
kecoklatan.Keduanya dapat menumpuk dan mengganggu kerja paru-paru.
- Sekitar 30 jenis senyawa yang
terdapat dalam tar dapat menyebabkan kanker.
- Tar dan resin juga dapat membuat
sistim pernapasan teriritasi, sehingga sesak napas.
d) Nikotin
- Bersifat racun. Zat inilah yang
menyebabkan adiksi dalam rokok.
- Nikotin dapat menstimulan susunan
saraf pusat.
- Kadar nikotin dalam sebatang rokok
berkisar antara 1% sampai 4%.Sedangkan kadar nikotin yang masuk ke
paru-parau sekitar 0,25 mg dari setiap batang rokok yang di hisap.
- Dosis fatal nikotin pada manusia
adalah 60 mg.
- 3. KOKAIN
Zat
kokain pada tanaman koka dipisahkan dari daunnya, sehingga didapat suatu
kristal berwarna putih.Penyalah gunaan pemakaiannya dapat dengan cara ditelan,
disedot melalui hidung, disuntik atau dihisap melalui rokok. Kokain
tergolong stimulan susunan saraf pusat. Pada dosis rendah, dapat melambatkan
denyut jantung, tetapi pada dosis tinggi dapat meningkatkan denyut jantung
sehingga tekanan darah naik.
Penyalahgunaan pemakaian kokain, dapat
menimbulkan :
- Eksitasi ( perasaan senang sekali).
- Kesadaran yang berkabut.
- Pernapasan tidak teratur, kejang
dan tremor.
- Pupil melebar, denyut nadi
bertambah cepat, tekanan
darah naik ,rasa cemas dan ketakutan
- Kokain dimetabolisasi secara cepat oleh hati , sehingga toletansi cepat terjadi.
- 4. AMFETAMIN
Akhir abad ke 19, para ahli farmasi berhasil menemukan struktur kimia epinefrin
(adrenalin), yaitu suatu zat yang secara alami sudah ada dalam tubuh
untuk menghadapi stress dalam hidup.Setelah penemuan tersebut, ratusan zat yang
berkhasiat mirip diantaranya amfetamin, berhasil disintesa.Beberapa diantaranya
dimanfaatkan dalam bidang kedokteran,tetapi lebih banyak yang disalahgunakan
Amfetamin juga dikenal dengan nama speed, uppers, whiz atau sulfat.Contoh
obat-obat penenang yang mengandung amfetamin adalah Ecstacy dan shabu-shabu
(SS).
Penggunaan amfetamin dalam bidang
kesehatan adalah :
- Untuk pengobatan terapi depresi
ringan.
- Parkinsonisme (penyakit akibat
benturan dikepala terus menerus)
- Skizofrenia (gila)
- Hipotensi (tekanan darah tinggi)
Penyalah gunaan amfetamin yang
tidak berdasarkan petunjuk kesehatan :
- Sebagai dopping, yaitu meningkatkan
prestasi dalam pertandingan olah raga secara tidak sah.
- Untuk mengurangi berat badan karena
dapat menghilangkan rasa lapar.
- Untuk meningkatkan ketahanan fisik
dalam bekerja.
- Untuk menghilangkan rasa kantuk
sehingga sering digunakan oleh pengemudi jarak jauh
Bila dipakai terus-menerus, amfetamin dapat menimbulkan ketergantungan fisik
dengan gejala rasa lelah, apatis (sikap tak peduli), depresi, rasa nyeri pada
seluruh tubuh, gerakan motorik lamban, hipersomnia (tidur terus) dan banyak
mimpi.
…………………..
Intervensi utama utama dalam menangani para nyalahguna obat-obatan adalah
detoksifikasi atau menghentikan penggunaan obat tersebut. Seseorang yang mabuk
karena amfetamin dapat disadarkan dengan pemberian sejenis fenotiazin dalam
dosis yang tepat. Fenotiazin adalah jenis obat-obatan yang biasa digunakan
untuk menangani skizofrenia. Detoksifikasi ini merupakan cara pertama dan
termudah dalam menangani pecandu atau penyalahguna obat-obatan. Terdapat dua
pendekatan dalam menangani penyalahguna obat, yaitu biologis dan psikologis.
Daftar pustaka