KONDISI DAN KOMPONEN FISIK PENCAK SILAT
Pencak artinya permainan tari yang berdasarkan kepada
kesigapan langkah dan gayanya. Sedangkan silat memiliki arti kepandaian menjaga
diri dari serangan yang tidak dapat ditentukan. Sigap dan tangkas adalah
dasarnya, tiap gerak dan gerik lawan diperhatikan agar mudah mengantisipasi
serangan. Dalam
beberapa tahun terakhir, prestasi pencak silat Indonesia mengalami penurunan
baik ditingkat regional maupun tingkat internasional.Sebagai indikasi adalah
kegagalan pencak silat Indonesia menjadi juara umum di Asia Tenggara baik dalam
kejuaraan yang sifatnya invitasi maupun multievent. Hal tersebut tentunya
menjadi tantangan bagi pelatih dan atlit pencak silat Indonesia untuk kembali meningkatkan
prestasi pencak silat.Keberhasilan pembinaan peningkatkan prestasi pencak silat di pengaruhi oleh berbagai komponen fisik.
Komponen fisik tersebut dibedakan menjadi 2 macam yaitu, unsur fisik umum dan unsur
fisik ksusus. Unsur-unsur fisik yang dibutuhkan dalam olahraga pencak silat
adalah daya tahan (aerobik,
anaerobic), ,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan
koordinasi, dan ketangkasan. Kondisi fisik pesilat menjadi sumber bahan pengamatan dan peningkatan
kualitas seorang atlet agar dapat memenuhi standar kondisi fisik atlet tingkat
nasional maupun internasional.
Pembinaan prestasi dalam cabang olahraga pencak
silat dapat dicapai melalui latihan yang terprogram, teratur dan terukur dengan
melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam meningkatkan prestasi olahraga pencak silat harus melalui latihan yang dilakukan dengan
pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait, maka dapat dikembangkan teori latihan yang
baik, sehingga prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan baik. Prestasi
pencak silat tidak dapat dicapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui
latihan secara intensif dengan program latihan yang benar. Latihan yang
dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus mengembangkan
komponen-komponen yang diperlukan dalam olahraga pencak silat.
Komponen kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang
menentukan performance atau penampilan. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari
komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan
maupun pemeliharaannya. Artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka
seluruh komponen seperti ketahanan, kecepatan, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, dan koordinasi harus di kembangkan.
Kondisi fisik atlet memegang peranan yang
sangat penting dalam program latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah
direncanakan secara baik dan sistematis serta ditujukan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan
demikian memungkinkan atlet untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih baik.
Program latihan fisik harus disesuaikan
dengan usia atlet, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan. Karena dimasa
remaja bisa dijadikan sebagai pondasi awal untuk membentuk kondisi fisik,
setelah kondisi terbentuk akan lebih mudah untuk pelatih dalam memberikan
teknik dan taktik lanjutan. Dalam mengembangkan kondisi fisik pesilat harus disertai dengan perencanaan dan program latihan secara
sistematis. Program latihan bertujuan meningkatkan kualitas fisik pesilat agar
benar-benar siap untuk bertanding.
1.
HAKEKAT PENCAK SILAT
Pencak silat
merupakan olahraga seni beladiri tradisional asli bangsa indonesia yang di
ciptakan duntuk melindungi diri dari bahaya yang akan
mengancam jiwa dan raganya.seiring perkembangan jaman moderen pencak silat
sudah mulai di pertandingkan pada even nasional maupun internasional.
Pelaksanaan
pertandingan dalam pencak silat terbagi dalam empat kategori yaitu: (1)
kategori TGR (tunggal, ganda dan regu) dan (2) kategori tanding. Pencak silat
kategori tunggal adalah pertandingan yang menampilkan seorang pesilat
memperagakan kemahiranya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat, mantap
dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata. Pencak silat kategori
ganda adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang
sama
memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang
bela pencak silat yang dimiliki, gerakan serang bela ditampilkan secara
terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seni
yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh
penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata. Pencak silat
kategori regu adalah pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang
pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dalam jurus regu baku secara
benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak, dengan tangan kosong .
Pencak silat
kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari
kubu yang berbeda dan saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan
serangan yaitu menangkis, mengelak, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan
lawan.Untuk dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang pesilat harus
menguasai teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar serta harus
memiliki kondisi fisik yang bagus. Untuk meiliki kondisi fisik yang bagus dan
teknik,taktik yang baik dan benar dalam pencak silat harus melalui latihan yang
relatif lama dan dilakukan secara teratur, terprogram dan terukur.
Pencak silat
kategori tanding merupakan olah raga body kontak, kemungkinan terjadinya cedera
relatif besar, untuk itu diperlukan komponen biomotor yang baik. Komponen
biomotor yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah kekuatan,
kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahaan dan koordinasi. Selain itu, aspek
psikis berupa penguasaan emosi, motivasi dan intelegensi serta unsur lain yang
berkaitan dengan kejiwaan diperlukan agar lebih mendukung untuk menjadi pesilat
yang baik.
Salah satu
faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah
mengetahui sistem energi yang dominan digunakan selama aktivitas kerja otot.
Dengan mengetahui sistem energi yang dominan digunakan selama berlangsungnya
kerja atau kontraksi otot akan mempermudah pelatih dalam menentukan intensitas,
volume, recovery dan interval pada setiap periodesasi latihan. Untuk itu, agar
pelatih dalam menyusun dan menerapkan program latihan dapat dilakukan dengan
baik sehingga dapat mencapai prestasi optimal. Untuk memperoleh prestasi
optimal, latihan harus dilakukan secara kontinyu, bertahap, over lood, dan
berkelanjutan
Dalam pencak silat kategori tanding meliputi beberapa gerak : serangan/ yaitu menangkis, mengelak, dan menyerang pada sasaran yang
telah ditentukan sefta menjatuhkan lawan. Agar dapat melakukan teknik belaan
dan serangan, seorang pesilat harus menguasai teknik-teknik dalam pencak silat
dengan baik dan benar. Untuk itu, diperlukan penguasaan teknik dalam pencak
silat melalui proses latihan yang relatif lama dan dilakukan secara teratur,
terprogram, dan terukur. Dengan demikian, untuk dapat menguasai gerak teknik
dalam pencak silat diperlukan komponen biomotor yang baik. Komponen biomotor
yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah kekuatan, kecepatan,
power, fleksibilitas, kelincahan, dan koordinasi. Serangan dalam pertandingan
pencak silat, pada prinsipnya adalah melakukan gerakan pukulan atau tendangan
pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan belaan dalam pencak silat pada
prinsipnya adalah melakukan hindaran, elakan ataupun tangkapan terhadap
serangan lawan untuk selanjutnya melakukan balasan maupun bantingan. Unruk itu, serangan
dalam pertandingan pencak harus dilakukan dengan cepat agar lawan tidak dapat
melakukan elakan, hindaran, dan tangkapan Sebaliknya elakan, hindaran, dan
tangkapan dalam pencak harus dilakukan dengan cepat pula sehingga oesiial dapat
melakukan balasan malpun bantingan. Menurut hasil MUNAS IPSI XI (2003: 10)
serangan yarrg dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan
menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga, dan tersusun
dalam koordinasi teknik serangan yang baik. Untuk itu, pada saat melakukan
teknik ssp"ngan dalam pcncak silat diperlukan kemampuan kecepatan yang
baik. Dengan demikian, dalam pencak silat kategori tanding diperlukan kemampuan
kecepatan baik kecepatan gerak maupun kecepatan reaksi,
2.
HAKEKAT KONDISI FISIK DAN KOMPONEN BIOMOTOR PENCAK
SILAT
Secara terminologi kondisi fisik berarti keadaan fisik.
Keadaan tersebut bisa meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat dan setelah
mengalami suatu proses latiihan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi
fisik adalah salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi seoang atlet, bahkan sebagai ladasan titik tolak suatu awalan olahraga
prestasi. Menurut Mochamad Sajoto (1999: 8-9), kondisi fisik adalah satu
kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja,
baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha
peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak
usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan
berpedoman pada1 prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang
diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes pengetahuan. Tes ini dapat
dilakukan di dalam laboratorium ataupun di lapangan. Meskipun tes yang
dilakukan di dalam laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua
tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif.
Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini
dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik
bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang
mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet
secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari. Kondisi fisik yang
baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari
keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan
maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak
kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat. Kondisi fisik sangat
diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang
prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan
mustahil dapat berprestasi tinggi. Dalam
hal ini, dikenal empat macam kelengkapan tang perlu dimiliki, apabila seseorang
akan mencapai suatu prestasi yang
ptimal. Sekarang ini, telah berkembang suatu istilah yang lebih populer
dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu pemeliharaan
kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah prasarat yang sangat diperlukan
dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai
keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi fisik
adalah satu kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu
saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya. Artinya, bahwa didalam usaha
peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Kondisi fisik dpengaruhi oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi
kondisi fisik antar lain: factor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasan
hidup sehat, lingkungan serta makanan dan gizi (Wardan, 1998:12)
kondisi fisik itu meliputi: daya tahan aerobik,
anaerobik, daya ledak,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan,
keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Yang harus dilatih dengan program latihan sesuai metode ilmiah kepelatihan sehingga
komponen tersebut dapat di latih secara baik efisien dan maksimal.
Kondisi fisik
merupakan faktor yang utama yang harus dimiliki oleh seorang atlet walaupun
tidak meninggalkan aspek lain seperti aspek teknik, taktik, dan aspek mental.
Kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet berbeda-beda, untuk dapat memiliki,
memelihara dan meningkatkan kondisi fisik dengan baik, manusia harus berusaha
dan juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Sukirno
(1990: 16) yang dikutip oleh Kusriyani (2004: 13) menerangkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik yaitu :
a. Faktor Latihan
Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari
latihan atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian meningkat
jumlah beban atau pekerjaannya (Harsono, 1986 : 27)Salah satu yang paling
penting dari latihan, harus dilakukan secara berulang-ulang dan meningkatkan
beban atau tahanan untuk meningkatkan. Kekuatan dan daya tahan otot yang
diperlukan untuk pekerjaannya. Latihan harus ditekankan kepada
komponen-komponen fisik seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan,
kelenturan,
daya ledak (power),
stamina dan lain-lain faktor yang penting guna pengembangan fisik secara
keseluruhan atlet. Demikian pula yang dikatakan oleh J.M. Ballesteros (1979),
bahwa tujuan dari latihan adalah meningkatkan kekuatan, kelenturan, daya gerak
dan ketahanan (Junusul Hairy, 1989: 67) Menurut Harsono (1988: 100-101) tujuan
serta sasaran utama dari latihan atau training adalah membantu atlet
meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal
itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama
oleh atlet, yaitu:
1) Latihan Fisik
(physical training)
Perkembangan kondisi
fisik yang menyeluruh sangat penting, oleh karena tanpa kondisi yang baik atlet
tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen
fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah daya tahan
kardiovaskular, dayatahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan
(flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power.
Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan
oleh atlet tersebut.
2) Latihan Teknik
(technical training)
Latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir
teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang olahraga yang
dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang di khusus kan guna
membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan
neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah
penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu,
gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang
olahraga harus dilatih dan dikuasai secara sempurna.
3) Latihan Taktik
(tactical training)
Tujuan latihan taktik
adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet.
Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan
dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi-formasi
permainan serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerangan,
sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna.
4) Latihan Mental
(psychological training)
Perkembangan mental
atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketiga faktor di atas, sebab,
betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila
mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat
tercapai. Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan
pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan
impulsif; misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, kesimbangan
emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas, percaya diri,
kejujuran dan sebagainya
Dalam kegiatan olahraga, kondisi
fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya.
Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh
terhadap fungsi dan sistem orgaisme tubuh, diantaranya :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen
kondisi fisik lainnya
c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
d. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah
latihan
e. Akan ada respon
yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon diperlukan.
Apabila kelima keadaan diatas kurang atau tidak tercapai setelah diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka
hal itu dapat dikatakan bahwa perencanaan, sistematika, metode, serta
pelaksanaannya kurang tepat.
3.
KOMPONEN FISIK PADA
PENCAK SILAT DAN MELATIH MELATIHNYA
Pembinaan fisik dalam
dalam pencak silat merukan hal yang sangat diperlukan untuk mencapai kondisi
fisik yang bagus dan meningkatkan prestasinya. Dalam berlatih atlet pencak
silat harus ditunjang dengan tubuh yang memadai, selain itu di perlukan juga
faktor kekuatan dan daya tahan dan komponen fisik fisik yang lainya di
antaranya: (saleh moh,6.19)
a.
Kekuatan (strength)
Kekutan merupakan komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima bebandalam menjalan
aktivitas olahraga. Komponen ini meliputi
otot-otot,persendian, tulang dan organ fungsional dalam tubuh. Latihan kekuatan
ini sangatlah penting dimiliki atlet pencak silat untuk menunjaang prestasinya.
Apabila seorang atet mempunyai kekuatan yang bagus maka akan mempermudah dalam
melakukan tenik dan melatih komponen fisik yang lain. Macam macam kekuatan:
1) Kekuatan maksimal
adalah kemampuan otot dalam kontraksi
maksiamal serta dapat melawan menahan memindahkan beban maksimal.
2) Explosive power
(kekuatan daya ledak) adalah kamampuan sebuah otot atau segerombol otot untuk
menahan beban dengan kepatan tingi dalam satu gerakan.
3) Daya tahan kekuatan
otot (power endurance) kemampuan tahan lama nya otot untuk melawan latihan
dengan itensitas tinggi.
4) Latihan kekuatan
dengan circuit training suatu system latihan secara serempak dari keseluruhan
tubuh .(herawati lilik,dkk, 37)
Latihan tersebut
dapat dilakukan dengan mengankat beban
tubuh sendiri. Cara melatih komponen kekuatan pada pencak silat diantaranya :
Ø
Latihan kekuatan otot
tangan: push up biasa, push jari,
push up mengepal, push tepuk, push up jalan, push gedruk / push up mukul tanah,
push up persuadaraan, push up satu tangan, push up, pull up, hand stand,
latihan dengan dumbel, dumbel lateral raise,front dumbel raise, the Arnold
prest dan banyak lagi variasinya
Ø
Latihan kekuatan otot perut: set up,biasa, set up
samping, set up kanan kiri, set bangun sambil pukul, set up bawah, set bawah
kanan kiri, set up bawah, set berpasangan dan pull upbanyak lagi variasinya
Ø
Latihan kekuatan otot punggung: back up, pull up,
merahu
Ø
Latihan otot tungakai / kaki: squosth dua kaki squosth satu kaki, lompat tali,
skiping, angkat paha lompat toya, lompat katak, kuda kuda(
tengah,belakang,bawah/ pendek samping,
depan, ) jogging dengan memakai beban dan banyak lagi variasinya.
b.
Daya tahan (endurance).
daya merupakan kemampuan badan atlit
untuk melawan faktor kelelahanya sendiri yang terjadi pada saat
melakukan latihan dengan durasi yang lama apa gunaya namun tidak tahan lama.
Daya tahan ada 2
macan daya tahan, yaitu :
1)
Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem
jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk
menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot
dengan intesitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
2)
Daya Tahan khusus yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya
untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan
beban tertentu.
3)
Daya tahan otot (muscular power), Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
4)
Daya tahan stamina daya tahan atltet melawan
kelelahanya dalam batas waktu tertentu dimana aktivitas dilakukan denan
aktivitas tinggi (tempo tinggi ,frekuensi tinggi dan selalu
mengunakan power)
Metode latihan daya tahan yaitu dengan latihan aerobik
dan anaerobic. Latihan aerobickyang bertujuan menyiapkan system sirkulasi darah
dan respirasi pengutan pada tendon dan ligament
serta untuk mengurangi resiko cidera dan untuk menyediakan energi untuk
aktivitas dengan itensitas yang lama. Latihan ini intensitas rendah, durasi
waktun lama dan tanpa ada recovery. Herawati lilik,dkk 33). Dapat dilatih dengan : jogging dengan waktu
minimal 30 menit, angkat paha dengan watu yang relative lama benteng bentengan
dan permainan kecil seperti jarring ikan, dan kucing kucingan, senam aerobik
dan banyak lagi vari asinya.
Sedangkan latihan anaerobic suatu keadaan dimana
energy secara aerobic sudah tidak mampu menyuplai energy tetapi kebutuhanya
melalui anaerobic dimana di tandai dengan asam laktat pada darah. Latihan
anearobik juga sangat penting untuk melukan suatu gerakan dengan waktu yang
cepat. (Herawati lilik, 33). Dapat di latih dengan ( dengan sprint 20-60 meter
dengan repetisi 10 hingga 15, angkat paha dengan cepat, push dengan cepat,lari
bolak balik 5 meter kemudian sprint 10 ,eter dan banyak lagi variasinya)
c.
Daya ledak otot
Daya ledak otot merupakan unsur penting bagi seseorang agar dapat dikatakan memiliki
kemampuan fisik yang prima, sebab daya ledak sangat dibutuhkan untuk kegiatan
fisik sehari-hari yang memerlukan tenaga explosive seperti lompat, lari cepat,
memukul, menendang, mengangkat, melempar dan lain-lain. Menurut Harre
sebagaimana yang dikutipan Abraham Razak (1993:6) yang mengatakan bahwa daya ledak adalah: Kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan
dengan suatu kecepatan kontraksi
Ruslan, Meningkatkan Kondisi
Fisik Atlet Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar yang tinggi. Kontraksi otot yang tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat berkontarksi. Jadi daya
ledak dipengaruhi oleh kecepatan, baik kecepatan rangsang syaraf maupun
kecepatan kontraksi otot. Fox Brows dan Foss yang dikutip Abraham Razak
(1993:6) mengemukakan daya ledak adalah: “Kemampuan seseorang untuk menampilkan
kerja maksimal per unit waktu. Oleh
karena itu daya ledak dinyatakan sebagai
kerja dilakukan per unit waktu, maka secara fungsional ada hubungan
antara daya energi dan kerja.” Lebih lanjut Harsono (1988:200) menyatakan bahwa
“Explosive power adalah suatu konsep yang sangat penting bagi olahragawan pada
waktu melakukan kerja yang kuat dan cepat.” Explosive power atau daya ledak
merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktifitas yang
sangat berat dan singkat, karena ia menentukan seberapa keras seseorang
memukul, melempar, melompat., menendang, kecepatan berlari, mengangkat dan
sebagainya.
d.
Kecepatan (speed),
Kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan
gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Macam macam kecepatan di antaranya:
1)
Kecepatan sprint kecepatan seseorang untuk menmpuh
wktu tertentu dengan waktu sesingkat singkatnya
2)
Kecepatan reaksi merupakan cepatnya gerak terhadap
rangsangan, melalui
penglihatan,pendengaran, peraba dan media lain.
3)
Kecepatan gerak adalah kemampuan bergerak sedapat
mungkin dalam satu gerakan yang di tandai waktu antara gerak permulaan dengan
gerak akhir.kemampuan gerak kaki (ke depan, ke samping, ke belakang, melompat
dan memutar)
Metode Melatih Kecepatan Dalam melatih kecepatan ada
beberapa komponen
biomotor yang ikut terpengaruh atau terlatihkan, antara lain adalah kekuatan,
power, ketahanan anaerobik, keseimbangan, dan kelincahan. Oleh karena itu
beberapa latihan kecepatan memiliki Kesamaan bentuk dengan latiharan komponen
biomotor tersebut. Selain itu, pada latihan kecepatan, komponen keseimbangan
dan kelincahan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya,
selama latihan kecepatan akan memberikan
pengaruh terhadap komponen keseimbangan atau kelincahan.
. Beberapa cara melatih
kecepatan: interval running, interval training , bermain kecepatan, up hill,
down hill hollow sprint, acceleration sprint, Kombinasi
SPrint dan Teknik, Kombinasi Sprint dan lari Menyamping, Kombinasi Sprn, Teknik, dan Lari Zig_zag, Kombinasi Lompat,Lari, dan Teknik, Lari Zig-Zag dan banyak lagi kombinasi cara latihannya.
e.
Kelenturan,
kelenturan yaitu efektifitas seseorang dalam
penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Kelenturan ditentukan
oleh kemampuan gerak dari sendi sendinya. Keuntungan dari latuhan kelentukan ,
mengurangi resiko cidera pada sendi, membantu mengembangkan prestasi. Latihan
kelenturan dibarengi dengan kekuatan karena latihan kelenturan tidaknakan
mengurani kekuatan atlet pencak silat.
Komponen biomotor fleksibilitas
merupakan unsur yang penting dalam pembinaan olahraga prestasi, sebab sangat
berpengaruh terhadap komponen biomotor yang lain. Untuk itu, fleksibilitas
merupakan unsur dasar yang harus ditingkatkan terutama pada atlet usia muda.
Pada atlet dewasa, fleksibilitas harus tetap dipelihara agar tetap baik melalui
latihan peregangan latihan kelentukan dapat di capai melalui: cium lutut,
kayang, kursi goyang, meliuk, meregang,
f. Kelincahan (agility),
Kelincahan merupakan kemampuan
seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu
posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi dan dengan koordinasi yang
baik, maka dapat dikatakan bahwa kelincahannya cukup baik.
Kelincahan sangat penting fungsinya
untuk peningkatan prestasi cabang olahraga. Suharno (1992: 32) menyatakan
kegunaan langsung dari kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan
gerakan-gerakan berganda, mempermudah penguasaan teknik tinggi, menghasilkan
gerakan-gerakan yang efektif, efisien, dan ekonomis serta untuk mempermudah
dalam penyesuaian diri terhadap lawan dan lingkungannya. Dalam latihan
kelincahan unsur-unsur kecepatan, kelentukan dan perubahan arah harus ada.
Menurut Suharno (1992: 33) faktor penentu baik tidaknya kelincahan adalah: a)
kecepatan reaksi, b) kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi, c)
kemampuan mengatur keseimbangan, d) kelentukan sendi-sendi, e) kemampuan
mengerem gerakan motorik. Jadi sebenarnya kelincahan adalah kombinasi dari
kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, kelentukan dan koordinasi
neuromuskuler. Pada olahraga pencak
silat kelincahan ada hubungan dengan kecepatan bergerak, dimana
gerakan-gerakannya cepat berubah-ubah seperti pada langkah, pola langkah, yang
disesuaikan dengan arah delapan penjuru mata angin. Selain itu, pada
pertandingan pencak silat unsur kelincahan sangatlah penting sebab pesilat yang
kurang lincah akan mudah diserang sehingga mudah dikalahkan lawan. Macam macam
cara melatih kelincahan: pola langkah(segitiga,
ladam, hurup U,gergaji,segitiga ganda, setengah ladam, kombinasi serangan dan
bertahan)
g.
Koordinasi (coordination),
Koordinas adalah kemampuan seseorang melakukan
bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara
efektif.
Komponen biomotor koordinasi
sangat diperlukan dalam pencaksilat. Oleh karena unsur-unsur dasar teknik dalam
pencaksilat melibatkan sinkronasi dari beberapa kemampuan, yaitu: (1) melihat
posisi lawan, (2) cara mengatur kerja kaki (footwork), (3) mengatur jarak
posisi berdiri dengan posisi lawan, (4) gerakan lengan, dan (5) pemindahan
berat badan saat melakukan serangan maupun belaan.dengan demikian beberapa
kemampuan tersebut menjadi serangkaian gerak yang selaras, serasi, dan
simultan, sehingga gerak yang dilakukan nmapak luwes dan mudah. Oleh karena itu
koordinasi selalu terkait dengan biomotor yang lain, terutama kelincahan dan
ketangkasan (Crespo dan Miley, 1998: 176, dalam Bornemann, et.al., 2000: 117).
Setiap gerak teknik dalam pencak silat diperlukan unsur kekuatan dan kecpatan
disetai kemampuan mengontrol gerak dengan baik. Oleh karea dalam pertandingan
pencak silat melibatkan teknik yang sangat beragam, diantaranya pukulan,
tendangan, hindaran, elakan, tangkisan, dan bantingan. Untuk itu, pada saat melakukan
gerak teknik (serangan atau belaan) pesilat harus melakuakan dengan kuat dan
cepat sehingga lawan tidak bisa menangkis, menghindar, maupum membanting.
Demikian arti penting kemampuan koordinasi dalam cabang olahraga pencak sila
h.
Keseimbangan (balance),
Kesimbangan adalah kemampuan seseorang mengandalkan
organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai
keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian tergelincir. Dalam
olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan, baik
dalam menghilangkan maupun mempertahankan keseimbangan.
macam keseimbangan, yaitu statis dan dinamis.
Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk tetap menjaga atau mempertahankan
posisi tubuh. keseimbangan dinamis adalah kemampuan memerihara keseimbanqan
saat bergerak. Dalam pencak silat lebih dominan pada jenis keseimbanEan yang
dinamis. Kemampuan keseimbangan dinamis sangat diperlukan agar posisi pesilat saat melakukan serangan
atau belaan
dalam keadaan yang setimbang labil. Dapat di latih dengan melakukan latihan kuda kuda.
i. Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan
seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini
dapat merupakan suatu jarak atau subjek langsung yag harus dikenal dengan salah
satu bagian tubuh. Dapat dilatih dengan melakukan pukulan dan tendangan
ke sasaran yang di tentukan sesuai jarak tembak masing masing.
j. Power
Power merupakan
kempuan untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.power
juga merupakan kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Pada
dasaranya power dapat dipengaruhi oleh dua komponen fisik yaitu kekuatan dan
kecepatan, Artinya, bila seorang pesilat dilatih kekuatan kemudian dilatih
kecepatan maka secara otomatis kemampuan power akan meningkat. Pesilat yang
mempunyai power yang baik mempunyai keuntungan dalam bertanding, terutama dalam
penerapan teknik dan taktiknya.
k. Ketangkasan merupakan
kecepatan, kepandaian, kecerdasandan kelincahan seseorang dalam bertahan dan
menyerang yang kuat dan solit di kalahkan. Ketangkasan dalam pencak silat dapat
di latih melalui latihan: lompat harimau,rolling, salto depan belakang, jatuhan
(depan,belakang dan samping, roda roda, kadalan dan latihan teknik jatuhan.
(saleh.moh , 6.21)
Itulah beberapa komponen komponen
fisik yang penting sebgai dasar pembinaan fisik dalam pencak silat yang harus
dilatih secara berkesinambungan dengan program latihan yang bagus berdasar metode ilmiah dalam dunia
kepelatihan sehingga, seluruh komponen tersebut dapat mencapai puncak masikmal
pada masing atlet sesuai kondisi fisiologi tubuhnya. Sehingga prestasi altet
pencak silat dapat dapat meraih prestasi yang maksimal dan dapat mengembalikan kejayaan
pencak silat Indonesia di kancah internasioanal baik pada ajang multi even atau
regional.
4. HAKEKAT LATIHAN FISIK
DAN PROGRAM LATIHANYA
Latihan fisik
merupakan proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang ulang
dan kian hari jumlah beban beban latihannya semakin bertambah. Dalam latihan harus dilakukan secara terprogram,sesuai
metodis tertentu, terjadwal dan besinambungan dari yang sederhana ke yang lebih
komplek. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik fisik ,kapasitas
fungsional fisik, meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal
mungkin.(Herawati Lilik, 27).
Latihan kondisi fisik merupakan salah satu faktor
terpenting dalam mencapai prestasi, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan,
kelentukan dan sebagainya.
Dalam melakukan suatu latihan hruslah terprogram supaya
tercapai tujuan dari latuhan trsebut, Program adalah suatu acara yang meliputi
proses persiapan, saat melaksanakan dan saat akhir/penyelesaian laporan yang
berguna untuk menunjang pelaksanaan rencana latihan. Tegasnya program latihan
merupakan pelaksanaan langsung suatu rencana latihan untuk mencapai suatu
tujuan (Suharno, 1986:80).
latihan dalam bahasa indonesia berasal dari dua kata
yang sam artinya, training dan exercise dimana keduanya memiliki pengertian
yang sangat mnedasar.exercise merupakan latihan yang dilakukan sesasat pada
suatu organ tertentu yang efeknya langsung dari aktvitas fisik yang dilakukan.sedangkan training merupakan latihan yang berulang ulang
sehingga efek yang di timbulkan secara akumulasi.
Metode latihan fisik dapat di bedakan menjadi 2 metode
yaitu metode kontinyu dan interval. Metode kontinyu yaitu pemberian beban
latihan yang cukup lama. Semakin lama cabang olahraga yang dilakukan maka beban
latihan semakin lama.dalam latihan kontinyu ada 2 macam yaiti kontinyu
intensitas tinggi dan intensitas rendah. Metode latihan kontinyu intensitas tinggi bertujuan untuk meningkatkan
ambang laktat, sedangkan metode latihan intensitas rendah betujuan meningkatkan
kemampuan aerobik. Sedangkan metode
latihan interval merupakan
metode latihan yang paling populer untuk meningkatkan kualitas kondisi
fisik.latiahan ini lebih mengutamakan pemberian waktu istirahat, metode ini
bertujuan meningkatkan kebugaran energi. Prinsip prisip latihan latihan harus
sepanjang tahun tanpa beseling, latihan harus overload,prisip interval, prinsip
spesealisasi, prinsip ulangan, prinsip latihan penyempurnaan.
Dasar penyusunan program latihan latihan sangatlah
penting sebelum memulai latihan dasar pembentukan program latihan meliputi 5
komponen dasar siklus makro, siklos mikro, periode, fase, dan sesi latihan.
Siklus makro merupakan
siklus latihan secara keseluruhan secara lengap sampai dengan periode latihan
di mulai lagi.periode latihan peirode
untuk menyiapkan kualitas fisik atlet
agar memnuhi persyaratan mengikuti kompetisi. Fase adalah sub bagian dari yang di pecah menjadi satuan 3-6
minggu. Siklus mikro merupakan
penjabaran dari fase dalam satuan minggu..
Modifikasi program latihan yang telah dibuat dapat di
modifikasi bila analisis latihan tidak
sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Jadi dalm pembuatan program
latihan selain memperhatikan metode ilmiah kepelatihan juga harus memperhatikan
mprinsip prinsip dalam pembuatan program latihan. Berikut ini beberapa progaram
latihan harian, mingguan,bulanan,tahunan dalam menyiapan kondisi fisik untuk
menyambut sebuah kompetisi.
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, Lilik, Dkk .Fitness,surabaya.depertemen ilmu
faal fakultas ilmu kedokteran universitas airlangga.
Saleh, Moh.1986.beladiri
dan metodik. Jakarta.karunika jakarta universitas terbuka
74 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 3, No. l, Januari 2OO7