Search This Blog

Showing posts with label SISTEM ENERGI DAN HORMON DALAM OLAHRAGA. Show all posts
Showing posts with label SISTEM ENERGI DAN HORMON DALAM OLAHRAGA. Show all posts

Tuesday, 25 October 2016

SISTEM ENERGI DAN HORMON DALAM OLAHRAGA

A.    SISTEM ENERGI DAN HORMON DALAM OLAHRAGA
Selama berolahraga, tubuh membutuhkan energi dan penyesuaian fisiologis tubuh. Caranya dengan mengubah karbohidrat,lemak dan protein menjadi energi. Berolahraga mengakibatkan kondisi internal tubuh berubah sehingga sulit memepertahankan keseimbangan kondisi tubuh (homeostasis). Dengan sendirinya pengaturan homeostasis tubuh dilakukan oleh isstem syaraf, endokrin ( mengatur metabolisme melalui hormon).

B.     METABOLISME DAN BIOENERGI
 sistem energi
     Semua energi berasal dari matahari sebagai energi cahaya. Reaksi kimia pada tanaman (fotosinteta) merubah cahaya menjadi energi kimia. Manusia memperoleh energi kimia ini dengan mengkonsumsi tanaman atau hewan. Nutrisi dari makanan itu adalah karbohidrat, lemak dan protein. Ketiganya ini dapat dipecah di dalam tubuh dan melepaskan energi. Setiap sel mengandung zat kimia yang dapat mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan oleh sel, proeses itu disebut dengan bioenergi. Dan semua reaksi kimia di dalam tubuh itu disebut metabolisme. Semua energi akhirnya menjadi panas. Fungsi energi tidak hanya digunakan untuk olahraga atau bergerak, tapi digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, seperti proses peningkatan massa otot akibat latihandan perbaikan otot setelah olahraga.

C.    SUMBER ENERGI SAAT BEROLAHRAGA
Kebutuhan energi saat berolahraga dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pemecahan (pembakaran) karbohidrat,  pemecahan (pembakaran) lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui protein. Di antara ketiganya protein bukanlah merupakan sumber  energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh dan protein baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi untuk dapat mendukung kerja otot akan ditentukan oleh 2 faktor yaitu intensitas serta durasi olahraga yang dilakukan. Makanan juga tidak secara langsungdigunakan untuk aktivitas sel, ikatan kimia dalammakanan itu dipecah kemudian disimpan dalam bentuk ATP . saat istirahat energi tubuh berasal daripemecahan karbohidrat dan lemak. Protein berfungsi sebagai enzimyang mempercepat reaksi kimia.

   1.      KARBOHIDRAT
Jumlah karbohidrat yang digunakan selama berolahraga tergantung pada tersedianya karbohidrat dan dan sistem otot yang berkembang baik unuk metabolisme karbohidrat.  Pada olahraga yang intensitasnya mederat-tinggi yang bertenaga seperti sprint, basket, sepak bola, pembakaran karbohidrat akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dan akan memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembakaran lemak dalam memperoduksi energi didalam tubuh. Karbohidrat berubah menjadi glukosa dan menjadi monosakarida ( gula sederhana) dan sisebarkan lewat darah keseluruh jaringan tubuh.

   2.      LEMAK
Lemak memberikan energi yang besar saat berolahraga yang memerlukan waktu yang panjang dengan intensitas yang rendah. Simpanan energi potensial di dalam tubuh dalam bentuk lemak pada dasarnya lebih banyak daripada disimpan karbohidrat. Pada olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki atau lari-lari kecil, ketika kebutuhan energi rendah dan kecepatan ketersediaan energi bukanlah merupakan hal yang penting, simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi tubuh, baru akan berkurang apabila terjadi peningkatan intensitas dalam berolahraga. Pada saat terjadinya peningkatan olahraga yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika di bandingkan dengan pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh untuk metabolisme lemak harus diubah dahulu dari trigliserida menjadi geliserol dan asam lemak besar. Hanya asam lemak yang dapat digunakan untuk memebentuk ATP.

   3.      PROTEIN
Supaya dapat digunakan sebagai sumber energi, protein harus diubah menjadi glukosa terlebih dahulu. Dalam kasus kelaparan atau terjadi kekurangan energi yang amat  besar protein dapat digunakan untuk membentuk asam lemak bebas, untuk kebutuhan energi sel. Protein unit dasarnya adalahasam amino yang dapat digunakan menjadi energi lemak (9,4 kkal/gr) > karbohidrat (4,1 kkal/gr) = protein (4,1 kkal/gr). Berfungsi sebagai enzim, yang mengontrol kecepatan pelepasan energi bebas. (pemecahan katabolisme) dengan mekanisme “lock & key”.

D.    KECEPATAN MELEPASKAN ENERGI
Energi bebas harus dilepas dari senyawa kimia dengan kecepatan yang terkontrol. Kecepatan ini sebagian dibentuk oleh pemilihan sumber bahan bakar utama. Jumlah besar daristau bahan bakar tertentu dapat menyebabkan sel lebih mengandalakan sumber tersebut daripada yang lain. Pengaruh ketersedian energi ini disebut efek aksi massa (the mass action effect).
Molekul spesipik protein yang disebut ensim,mengontrl kecepata pelepasan energi beba., banyak dari enzim memfasilitasi pemecahan (katabolisme) senyawa kimia. Cara ensim ini memepercepat katabolisme ditandai dengan mekanisme “ lock and key” (“kunci dan gembok”). 

E.     BIOENERGI, SISTEM DASAR ENERGI
Molekul Adenosine triphosphate (ATP) terdiri dari adenosin dengan grup tiga fosfatanorganik (Pi). Adenosine adalah gabungan molekul adenin dan molekul ribose. Adenin adalah gugus yang mengandung nirtogen dan ribose adalah gugus lima karbon (termasuk jenis gula).
Untuk menghasilkan energi, grup fosfat ditambahkan kesenyawa energi yng relatif rendah, ADP, dengan proses disebut forforilasi. Beberapa ATP dihasilkan tergantung ada tidaknya oksigen. ATP yang lain diproduksi tanpa adanya oksigen, prosesnya disebut metabolisme anaerobik. Bila terjadinya dengan bantuan oksigen, maka prosesnya disebut metabolisme aerobi dan perubahan secara aerobik dari ADP menjadi ATP disebut fosforilasi oksidatif.
Sel menghasilkan  ATP melalui 3 proses/sistem yang berlainan :
1.      Sistem ATP-Phosphocreatine (PCr)
2.      Sistem glikolitik/glikolisis
3.      Sistem oksidatif/fosforilasi oksidatif

   a )      SISTEM PHOSPHAGEN (ATP-PCr)
Sistem paling sederhana dari sistem energi adalah sistem ATP-PCr. Selain dapat menyimpan ATP dalam jumlah yang sangat sedkit, sesl juga mengandung olekul fosfa berenergi tinggi, yang disebut fhosfhocreatine (PCr). Pemecahan PCr tidak langsung digunakan untuk aktivitas sel, untuk mempertahankan persedian ATP. PCr dibantu oleh enzim lereatin leinase, kemudianmemisahkan Pi dari kreatin. ADP + Pi menjadi ATP berlangsung dengan cepat dengan bantuan oksigen. Sistem phosphagen terjadipada pelari sprin, yang melakukan kombinasi ART PCR untuk kebutuhan otot hanya 3-15 detik. ATP awalnayakonstan. PCr menurun terus karenamenutupi kosongnya ATP jika PCR menurun maka ATP menurun juga.

    b)      SISTEM GLIKOLISIS ( TANPA OKSIGEN)
Glikolisis berasal dari kata gukosa dan lisis (pemecahan), adalah serangkaian biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir selutuh bentuk organisme. Proses glilisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan didalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH.

   c)      SISTEM OKSIDATIF
Sistem ini  merupakan sistem yang paling kompleks diantara ketiga sistem yang ada. Proses dimana  tubuh memecah substrat untuk menghasilkan energi dengan bantuan oksigen disebut disebut dengan respirasi/pernafasan sel. Karena oksigen digunakan, maka prosesnya disebut proses aerobik. Proses oksidatif yang meemproduksi ATP ini terjadi di organil sel yang disebut mitokondria. Di dalam otot, mitokondria berdekatan dengan miofibril dan tersebar seluruh sarkoplasma. Sistem oksidatif berjalan lambat, namun bisa menghasilkan energi banyak sehingga baik untuk olahraga daya tahan. Oksidatif dibagi menjadi 3 :

a.      OKSIDASI KARBOHIDRAT
Produksi ATP secara oksidatif terdiri dari 3 prose :
1.      Glikolisis aerobik
2.      Siklus kreb
3.      Rangkaian transport elektron

    1.      Glikolisis aerobik
Dalam metabolisme karbohidrat, glikolisis memegang peran dalam pembentukan ATP, baik secara aerobik maupun anaerobik. Proses glikolisisnya sama tanpa memperhatikan apakah ada oksigen atau tidak. Prosesnya sama baik aerobik ataupun anaerobik. Bila  aerobik, hasilnya ada asetil KoA dan bila anaerobik, hasilnya adalah asam pruvat (asam laktat).

    2.      Siklus kreb
Begitu asetil KoA dibentuk, asetil memasuki siklus Kreb (atau disebut siklus asam sitrat atau tricarboxilic acid cycle/TCA cycle. Suatu rangkaian reaksi kimia yang kompleks, yang membuat asetil KoA mengalami oksidasi sempurna. Hasilnya adalah 38 ATP, karbohidrat dipecah menjadi karbondioksida dan hidrogen.

   3.      Rangkaian tranport elektron
Selama glikolisis, yaitu ketika glukosa dimetabolisir menjadi asam piruvat, dilepaskan ion hidrogen. Ion hidrogen tambahan juga dilepaskan selama siklus kreb. Bila ia tetap didalam sistem, maka didalam sistem sel akan berubah menjadi asam. Semua hidrogen dari proses glikolisis dan siklus kreb aakan bergabung dengan zkoenzim, NAD & FAD yang kemudian hidrogen dipecah menjadi proton dan elektron dibantu oleh enzim ATP shythetase.

b.      ENERGI HASIL OKSIDASI KARBOHIDRAT
Oksidasi sempurna dari 1 molekul glikogen otot menghasilkan 37-39 molekul ATP. Bila proses di awali denganglukosa, maka ATP yang dihasilkan sebnyak 38 ATP (karena 1 molekul ATP digunakan untuk merubah menjadi glukosa 6-fosfat sebelum glikosis dimulai.

c.       OKSIDASI LEMAK
Walaupun per gram lemak membeikan lebih banyak kilokalori energi daripada karbohidrat, tetapi oksidasi lemak membutuhkan lebih banyak oksigen daripada oksidasi karbohidrat. Hasil energi dari lemak adalah 5,6 ATP per 1molekul oksigen yang dibutuhkan, sedangkan karbohidrat menghasilkan 6,3 ATP per 1 molekul oksigen. Ada keterbatasan pengiriman O, oleh sistem transpor oksigen, sehingga karbohidrat lebih digunakan sebagai bahan bakar pada olahraga dengan intensitas tinggi.

d.      SIKLUS KREB DAN RANTAI TRANSPORT ELEKTRO
Siklus kreb maksimum pembentukan energi fosfat dari oksidasi lipid terlalu rendah untuk dapat memenuhi kebutuha penggunaan energi fosfat yang esar pada olahraga dengan intensitas tingi. Hal ini yng menjelaskan mengapa kecepatan seorang atlet enurun ketika simpanan karbohidrat habis dan kemudian lemak yang menjadi sebagai sumber enrgi utamanya.

e.       OKSIDASI PROTEIN
Karbohidrat dan asam lemak adalah bahan bakar pilihan untuk menghasilkan energi, tetapi protein, atau tepatnya asam amino juga digunakan. Beberapa asam amino dapat di ubah menjadi glukosa (prosesnya disebut glukoneognesis). Energi yang dihasilkan dari protein tidak dapat ditentukan karena adanya nitrogen dalam kandungan protein, sehingga ketika sehingga dikatabolis, beberapa nitrogen dilepas untuk membentuk asam amino dan beberapa yang lain tidak dapat dioksidasi. Beberapa lainnya dapat diubah menjadi bermacam-macam zat perantara pada metabolisme oksidatif, seperti piruvat atau asetil KoA, lalu memasuki proses oksidatif.energi yang dihasilkan dari protein tidak muda ditentukan seperti pada karbohidrat tau lemak, karena protein juga mengandung nitrogen. Ketika asam amino dikatabolisme, beberapa dari nitrogen yang dilepaskan digunakan untuk membentuk asam amino yang baru, tetapi nitrogen yang tesisa tidak dapat dioksidasi, melainkan diubah menjadi urea lalu dieksreasi melalui urine.
Apabila protein dibakar dilaboratorium, energi yang dihasilkan 5,65 kkal/gr, namun didalam tubuh hanya menghasilkan 4,1 kkal/gr, 27,4% kurang dari nilai laboratorium.
Untuk menilai secara tepat tingkat metabolisme protein, jumlah nitrogen yang dibuang tubuh harus ditentukan. Pengukurannya melalui urine yang dikumpilkan dalam priode 12-24 jam. Karena tubuh yang sehat menggunakan sedikit protein (biasanya tidak lebih dari 5% dari energi total yang dikeluarkan), perkiraan pengeluaran energi total, maka penghitungan pengubahan protein menjadi energi di abaikan.

F.     INTRAKSI KE TIGA SISTEM ENERGI
Ketiga sistem energi tidak sendiri-sendiri. Apabila seseorang berolahraga dengan intensitas seinggi mungkin, dari lari sprint yang kurang dari 10 detik, sampai latihan ketahanan ynag lebih dari 30 menit, ketiga sistem energi memberikan  konrtibusi terhadap energi total yang dibutuhkan oleh tubuh.


·         Kapasitas oksidasi otot
Kapasitas oksidasi otot (QO) adalah ukuran kapasitas maksimal untuk menggunakan oksigen.
·         Aktivitas ensim
Otot atlet mempunyai aktivitas enzim 2-4 kali lebih besar dari otot orang yang tidak erlatih.
·         Komposiss serabut dan latihan daya tahan
Serabut otot lambat atau tipe I, mempunyai kapasitas aerobik yang lebih tinggi daripada serabut otot cepat atau tipe II, karena tipe I mempunyai mitokondria yang lebih banyak dan konsentrasi ansim oksidatif yang lebih tinggi. Serabut tipe II lebih cocok untuk menjalankan glikolisis. Jadi, bila suatu otot mempunyai serabut otot tipe I lebih banyak, maka kapasitas oksidatifnya lebih besar.atlet lari jarak jauh dilaporkan mempunyai lebih banyak serabut tipe I, lebih banyak mitokondria dan aktivitas ensim oksidatif yang lebih tinggi di banding orang yang tidak terlatih. Latihan daya tahan dapat menigkatkan kapasitas oksidatif serabut otot dengan pelatihan fosforilasi oksidatif, sehingga mengandalkan lemak sebai energi, jadi latihan daya tahan dapat meningkatkan kapasitas aerobic otot.
·         Kebutuhan oksigen
Walau kapsitas oksidatif otot ditentukan oleh jumlah mitokondria dan jumlah ensim oksidatif, metabolisme oksidatif akhirnya tergantung pada kecukupan oksigen yang ada. Saat istirahat, kebutuhan ATP relatif sedikit dan membutuhkan oksigen minimal. Ketika intensitas ditingkatkan, kebutuhan energipun meningkat, sehingga kecepatan produksi ATP secara oksidatifjuga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen akan otot, kecepatan dan dalamnya respirasiakan meningkat, perukaran gas di paru meningkat, denyut nadimeningkat dan lebih kuat, sehingga darah dapat memwbawaoksigen ke otot dengan cepat.

G.    KONTROL HORMONAL
Ketika terjadi perubahan tubuh dari keaadaan istirahat menjadi akatif, kecepatan metabolisme harus meningkat untuk memberikan enrgi yang dibutuhkan. Hal ini membutuhkan gabungan koordinasi dari sistem fisiologi dan biokimia. Penggabungan ini mungkin terjadi, hnaya bila jaringan dalam sistem-dapat menyampaikannya secra efisien. Walaupun sistem syaraf bertangggung jawab penyampaian itu, tetapi respons fsiologi terhadap gangguan homeostatis terutama bertanggung jawab dari sistem endokrin. Sistem endokrin dan syaraf bekerja untuk memulai dan mengontrol pergerakan dan semua proses fsiologis yang melibatkan pergerakan. Fungsi sistem syaraf cepat, singkat, efeknya terlokalisasi, sedangkan sistem endokrin beraksi lebih lambat tetapi efeknya lebi lama dan general.
Sifat unik hormon adalah dia dapat ditaraspotasikan jauh dari sel yang mensekresikannaya dan mempunyai efek spesifik terhadap aktivitas sel atau organ lain. Horman terlibat dalam banyak prose fisiologi, termasuk olahraga. Hormon mempengaruhi metabolisme dan berperan pada hampir semua sistem tubuh.

H.    KLASIFIKASI KIMIA HORMON
Hormon dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu hormon steroid (lemak) dan hormon nonsteroid (protein). Adapun hormon steroid yaitu hormon yang mampunyai struktur kimia mirip dengan kolesterol, karena kebanyakan berasal dari kolesterol. Hormon ini larut dalam lipid dan berdifusi lebih mudah menembus membran sel. Sedangkan hormon nonsteroid tidak larut dalam lipid sehingga mereka tidak mudah menembus sel membran. Dan hrmon nonestroid dapat dibagi menjadi dua golongan: hormon protein (peptida) dan hormonberasal dari asam amino.

I.       AKSI HORMON
Karena hormon beredar didalam darah, mereka punya akses hampir keseluruh jaringan tubuh. Kemampuan hormon disebabkan oleh reseptor hormon spesifik yang dimiliki oleh jaringan target. Intraksi ntara hormon dan reseptor spesifik seperti lock (reseptor) and key (hormon), hanya kunci yang tepat dapat menyebabkan suatu aksi didalam sel. Kombinasi kata hormon dengan reseptornya disebut kompleks hormon-reseptor.
Hormon steroid, karena larut dalam lipid, sehingga ia mudah menembus membran sel.  Begitu ia berada di dalam sel, hormon steroid itu erikatan dengan reseotor spesipik. Kemudian, kompleks hormon-reseptor memasuki inti sel da meningkatkan diri ke DNA sel dan mengaktifkan gen tertentu. Proses ini disebut sebagai aktivitas gen langsung. Respon terhadap aktivitas ini, mRNA disentesa di dalam nukleus. Lalu, mRNa memasuki sitoplasma dan memacu sintesa protein. Protein ini dapat berupa :
1.      Ensim yang berpengaryh tehadap proses selular
2.      Protein struktural, ang digunakan untknpertumbuhan atau perbakan jaringan
3.      Protein pengatur yang dapat merubah fungsi ensim.
Peletakan hormon dengan reseptor mengaktifkan enzim edenilat siklase yang berpungsi mengkataksa pembentukan CAMP dari ATP , siklus ATP dapat menghasilkan respon sosiologis seperti: mengaktifkan enzim seluler, merubah permeabilitas membran, menaikkan sintesa protein, merubah metabolisme sel dan merangsang sel. Pengaturan hormon dapat naik dan turun kenapa ? kareana adanya sekresi hormon dapat mengakibatkan perubahan pada tubuh yang kemudian dapat menghambat sekresi hormon. Sekresi hormondiatur oleh umpan balik negatif, umpan balik negatif merupakan mekanisme utama sistem endokrin untuk mempertahankan homeostasis contoh : kontraksi glukosa darah dan insilun.

J.      RESEPTOR HORMON
Reaseptor hormon berhubungan dengan konsentrasi hormon dalam daerah tidak selalu menjadi indikator terbaik. Regulasi rendah : peningkatan jumlah hormon, penurunan jumlah reseptor pada sel dari aktifitas normal. Regulasi tinggi : peningkatan jumlah hormon yang di imbangi dengan  meningkatnya reseptor pada sel.

K.    KELENJAR ENDOKRIN DAN HORMON
Karena sistem endokrin sangat kompleks, pe njelasan disini disederhanakan dan yang berhubungan dengan aktivitas fisik atau olahraga. Hormon memegang peran penting dalam pengaturan fisiologis selama olahraga.

     a.      PITUITARI ANTERIOR
Kelenjar pituitari adalah kelenjar sebesar kelereng yang terletak di dasar otak. Proses sekresi kelenjar ini dikontrol oleh mekanisme saraf atau hormon yang disekresi oleh hipotalamus. Karenanya, kelenjar pituitari dapat dianggap sebagai penyampaian antara pusat pengatur sistem saraf pusat dengan kelenjar endokrin perifer. Olahraga merupakan stimulat kuat yang dapat meningkatkan kecepatan pelepasan hormon pituitari anterior. Pitiitari anterior berpengaruh pada olahraga aerobik dan merangsang lemak dengan meningkatkan enzim yang dibutuhkan.

    b.      KELENJAR TIROID
Letak kelenjar tiroid adalah disepanjang garis tengah leher, dibawah larynx. Tiroid mensekresikan 2 hormon nonestroidyang penting, yaitu (Tf) dan thiroxine (T,,), yang mengatur metabolisme pada umumnya, dan hormon tambahan, yaitu caltinonin, yang membantu pengaturan metabolisme kalsium. Kedua hormon tersebut meningkatkan kecepatan metabolisme pada hampir semua jaringan tubuh dan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal tubuh sebanyak 60%-100%. Hormon ini juga :
·         Meningkatkan sintesa protein, termasuk sintesa ensim
·         Meningkatkan ukuran dan jumlah mitokondria di banyak sel
·         Mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel
·         Meningkatkan glikolisis dan glukoneogenesis
·         Meningkatkan metabolisme lipid, meningkatkan tersedianya asam lemak bebas untuk oksidasi.
Saat berolahraga TSH (thyroid-stimulating hormone) meningkat. Jadi olahraga meningkatkan TSH, yang lalu merangsang kelenjar tiroid.

     c.       KELENJAR ADREAL
Kelenjar in terletak tepat diatas ginjal, ia terdiri dari medulla adreal di bagian dalam dan cortex adreal dibagian luar. Hormon-hormon yang disekresi oleh kedua bagian tersebut cukup derbeda. Medula adreal memproduksi dan melepaskan dua hormon, efinefrin dan nofinefrin, yang secra bersama-sama disedut kategolagin. Karena asalnaya dari dari kelenjar adreal, nama sinonimu untuk efinefrin adalah adrenalin.
Walaupnun kerja kedua hormon tersebut berbeda, tetapi keduanya bersama-sama mempunyai efek :
-          Meningkatkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi
-          Meningkatkan kecepatan metabolisme
-          Meningkatkan glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) di hati dan otot
-          Meningkatkan lepasnya glukosa dan asam lemak bebas ke dalam darah
-          Redistribusi darah ke otot skelet (dengan cara vasodalatasi pembuluh darahotot sekelet dan vasokonstriksi pembuluh darah kulit dan organ dalam)
-          Meningkatkan tekanan darah
-          Meningkatkan respirasi
Sekresi epinefrin dan norepinefrin di pengaruhi oleh bermacam-macam faktor, seperti perubahan posisi tubuh, stres kejiwaan dan olahraga. Konsentrasi hormon ini meningkat ketika seseorang meningkatkan intensitas olahraganya.
Koerteks adreal mensekresikan lebih dari 30 macam hormon steroid, yang disebut sebagai kortikostroid. Hormon-hormon ini diklarifikasika menjadi 3, yaitu mineralo kortikoid, glukokortikoid dan gonadokortikoid (hormon sex).
Glukokortkoid merupakan komponen penting dalam emampuan beradaptasi terhadap perubahan dan ster eksternal, disamping itujuga mempertahankan konsentrasi glukosa darah walauseseorang tidah makan dalam waktu yang panjang. Kortisol juga dikenal sebagai hidrokortison, meruakan kortikosteroid utama, dan ia berperan sebesar 95% Dari seluruh aktivitas glukokortikoid di dalam tubuh. Kortisol berfungsi :
-          merangsang glukoneogenesis agar kebutuhan bakar energi cukup terpenuhi
-          eningkatkan mobilisasi asam lemak bebas, sehingga dapat diakai sebagai sumber energi
-          menurunkan penggunaan glukosa, suatu penghematan untuk keperluan energi untuk otak
-          merangsang katablisme protein menjadi asam amino yangdigunaan untuk keperluan perbaikan, sintesa ensim dan produksi energi
-          berfungsi bahan anati keradangan
-          meningkatkan vasokonstriksi yang disebabkan oleh efinefrin.
   
    d.      KLENJAR PANKREAS
Memproduksi 2 hormon yaitu : insulin dan glikogin. Insulin berfungsi mengurangi jumlah glukosa yang beredar dalam tubuh, glukogen berfungsi meningkatkan kadar glukosa darah. Saat berolahraga kadar insulin menurun dan glukogen darah meningkat.

L.     PENGATURAN METABOLISME SAAT OLAHRAGA
Selama berolahraga, kebutuhan akan glukosa meningkat, sehingga tejadi pembebasan glikosa dari bentuk simpanannya, glikogen (disebut glikogenolisis). Lalu glukosa dilepaskan dari hati, memasuki sirkulasi darah, sehingga memungkinkan mencaoai otot.

     a.      PENGATURAN GLUKOSA DARAH
Ada 4 hormon yang bekerja untuk meningkatkan jumlah glukos yang bersikulasi dalam darah:

    1.      Glukogen
    2.      Efinefrin
    3.      Norefinefrin
    4.      Cortisol
Kadar glukosa darah selama olahraga tergantung pada keseimbangan antara masuknaya glukosa kedalam sel otot dan dilepaskannya glukosa dari hati.

    b.      AMBILAN GLUKOSA OLEH OTOT
Glukosa didalam darah harus dapat diambiloleh sel otot. Transport glukosa melalui membransel sampai masuk kedalam sel, dikontrol oleh insilun. Kadar insulin di dalam darah cenderung menerun selam olahraga submaksimal dengan durasi yang panjang, walaupun ada sedikit peningkatan kadar glukosa darah dan ambilan glukosa oleh otot.

    c.       PENGATURAN METABOLISME LEMAK SAAT BEROLAHRAGA
Walau lemak kurang memberi sumbangan untuk kebutuhan energi selama olahraga dibanding dengan karbohidrat, tetapi mobilisasi dan oksidasi asam lemak bebas penting untuk aktivitas daya tahan saat olahraga berdurasi lama. Cadangan karbohidrat menjadi habis, dan otot harus sangat mengandalkan oksidasi lemak untuk produksi energinya.
Kecepatan lipolisis dikontrol oleh paling sedikit 5 hormon :
    1.      Penurunan inslun
    2.      Efinefrin
    3.      Norefinefrin
    4.      Kortison
    5.      Hormon pertumbuhan
Faktor utama yang bertanggung jawab untuk terjadinya liposis pada jaringan adiposa selama olahraga berlangsung adalah penurunan kadar insulin dalam sirkulasi. Liposis juga meningkat karena adanya peningkatan epinefrin dan nopinefrin. Jadi, sistem endokrin memegang peran penting dalam mengatur produksi ATP dan mengontrol keseimbanganantara metabolisme karbohidrat dan lemak selama berolahraga. Sistem endokrin memegang peran penting dalam mengatur produksi ATP dan mengontrolkeseimbangan antara metabolisme karbohidrat dan lemak selama berolahraga.

M.   PENGATURAN HORMONAL TERHADAP KESEMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT SELAM OLAHRAGA
Keseimbangan cairan saat berolahraga penting untuk fungsi metabolisme, kardiovaskuler dan pengaturan suhu. Pada saat permulaan latihan, air berpindah dari plasma ke ruang interstisial dan intraseluler. Perpindahan ini tergantung pada jumlah otot yang aktif dan intensitas latihan. Hasil sampingan metabolisme mulai menumpuk di serabut otot dan sekitarnya, sehingga meningkatkan asmosa disana. Kemudian air ditarik ke daerah ini secara difusi.  Peningkatan aktivitas juga meningkatkan tekanan darah, dan air terdorong keluar dari pembuluh darah (gaya hidrostatik). Keringat meningkat selama latihan. Akibat dari keadaan tersebut otot dan kelenjar keringat mendapatkan air dari cairan plasma.
Sistem endokrin memegang peran utama dalam memonitor kadar cairan dan memperbaiki ketidak seimbangan cairan tubuh, dengan cara mengatur keseimbangan elektrolit, dengan bantuan  hormon antidiuretik (vasopressin) yang dilepaskan oleh pituitari posterior dan aldosteron (mineralokortikoid yang dikeluarkan oleh cortex adrenal). Dan ginjal adalah target dari kedua hormon tersebut.
PITUITARI POSTERIOR
Pituitari lobus posterior mensekresikan 2 hormon, yaitu antidiuretic hormone (ADH), juga disebut vasopressin atau arginine vasopressin, dan oxytocyn. Dari 2 hormon pituitari posterior ini, hanya ADH yang diketahui memegang peran dalam latihan. ADH melindungi tubuh dan meminimalkan kehilangan cairan akibat latihan berat dan keringat yang berlebihan, sehingga akan mengurangi kekurangan urin saat berolahraga.
ADRENAL KORTEKS
Mineralokortikoid, yang disekresikan dari kortex adreal , berguna untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit di cairan ekstraseluler, terutama sodim (Naz) dan pattasium (Kz). Aldosteron  adalah mineralokortikoid utama, yang fungsinya seperti ADH, yaitu menahan air. Dalam berolahraga dijaga, agar tubuh atlet tidak kekurangan cairan yang akan berakibat dehidrasi yang mengganggu etabolisme tubuh.
GINJAL
Ginjal melepas hormon erythopoetin (EPO). EPO mengatur produksi sel darah merah dengan merangsang sumsum tulang. Sel darah merah penting untuk mentransport oksigen kejaringan dan membuang karbondioksida, jadi hormon ini penting untuk adaptasi terhadap latihan dan adaptasi terhadap ketinggian. Ginjal juga melepas renin, suatu hormoon dan ensim yang terlibat dalam kontrol tekanan darah dan keseimbangan elektrolit dan cairan. Volume plasma adalah penentu tekanan darah, biala volume plasma darah menurun, maka tekanan darah juga menurun.
Mekanisme renin-angiotensin-aldosteron
Renin mengubah suatu protein plasma (angiotensinogen)  menjadi angiotensin yang kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh enzim ACE di paru. Setelah latihan dalam waktu 12-24 jam, aldosteron mengurangi produksi urine dan menjaga tubuh agar tidak terjadi dehidrasi.
Atlet mengalamihemodilation, keadaan dimana saat ketika berat, volume plasma darah meningkat, sehingga darah lebih encer. Jumlah protein dan elektrolit tidak berubah, tetapi di encerkan dalam volume plasma, sehingga kontrasi menurun. Hb adalah salah satu zat yang diencerkan oleh peningkatan plasma, sehingga para atlet yang memiliki Hb normal akan mengalami “anemia”sebagai akibat homodikation, namun dapat kembali semula dengan beberapa hari istirahat.